Menuju konten utama

Gaetan Dugas Sempat Dianggap Pasien AIDS Pertama di Dunia

Bertahun-tahun Gaëtan Dugas menjadi tersangka pasien pertama AIDS, namun sebuah penelitian akhirnya meralat tuduhan tersebut.

Header Mozaik HIV. tirto.id/Tino

tirto.id - Don Francis, ahli epidemiologi AS, tiba di sebuah desa di tepi Sungai Ebola, Zaire--sekarang Republik Demokratik Kongo. Hari itu, ia bertugas menyelidiki rumor mengenai penyakit menular yang menyerang penduduk setempat.

Setibanya di sebuah klinik, Francis kebingungan karena tak ada seorang pun yang tampak beraktivitas. Ketika sedang melihat-lihat ruangan klinik bersama seorang kawannya, Francis dikejutkan oleh seorang anak laki-laki yang mendadak muncul menyapanya.

Anak kecil itu menuntunnya melihat deretan jenazah para pasien dan dokter, tak jauh dari ruangan klinik. Francis dan kawannya tak punya pilihan selain mengkremasinya.

Belakangan, penyebab kematian misterius itu teridentifikasi sebagai Ebola Hemorrhagic Fever atau lebih dikenal sebagai virus Ebola. Virus ini menular di antara manusia dan primata lainnya. Selain mematikan, virus dari Ebola ini juga telah terkontaminasi virus lain yang tak kalah ganas.

Pada dekade 1980-an, kandungan bawaan virus ini mulai menyebar di Amerika Serikat dan membuat epidemi yang banyak menelan korban jiwa. Penyebab utamanya adalah karena virus bawaan itu belum dikenal dan belum pernah ditemukan sebelumnya di AS.

Kisah itu adalah adegan pembuka film And the Band Played On (1993), dokudrama mengenai epidemi HIV/AIDS di New York. Film berdurasi 141 menit yang dirilis pada 1993 itu diangkat dari tulisan nonfiksi karya Randy Shilts yang terbit enam tahun sebelumnya. Beberapa aktor kenamaan seperti Richard Gere dan Ian McKellen ikut membintangi film ini.

Dalam kehidupan nyata, narasi mengenai epidemi HIV/AIDS mengandung banyak misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Dari serangkaian narasi itu, nama Gaëtan Dugas menempati posisi paling penting.

Dugas yang meninggal pada 1984 dalam usia 32 tahun merupakan pramugara asal Kanada. Namanya dikenal luas karena sempat didaulat menjadi pasien nol, atau orang pertama yang terjangkit AIDS. Dugas kemudian dijadikan tersangka utama dalam fenomena penyebaran AIDS di komunitas homoseksual AS.

Sebagai pramugara penerbangan internasional, Dugas tentu berkeliling dunia dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang sosial. Konon, ia terpapar AIDS ketika sedang berada di Haiti.

Dalam buku Shilts, nama Dugas disebut sebagai patient zero dan digambarkan sebagai orang yang punya karakter sosiopat yang secara sengaja menarik orang lain agar terinfeksi virus dalam tubuhnya.

Selain itu, menurut klaimnya sendiri, dalam setahun ia biasanya bergonta-ganti pasangan seksual hingga puluhan bahkan ratusan kali. Kebiasaan ini diduga membuat persebaran virus semakin mudah terjadi.

“Ketika para peneliti mulai menyebut Gaëtan Dugas sebagai pasien nol, mereka menelusuri kembali perjalanan pramugara tampan itu selama musim panas. Mereka juga melacak buku alamatnya dan menelusuri mobilitasnya yang tinggi,” tulis Randy Shilts dalam And the Band Played On: Politics, People, and the AIDS Epidemic (1987:44)

Tuduhan terhadap Dugas diperkuat oleh analisis genetik yang secara historis memberikan beberapa dukungan untuk teori pasien nol dengan karakterisasi sering bepergian, homoseksual, dan terpapar AIDS di masa awal epidemi.

Tuduhan Keliru Pasien Nol

Pada akhir dekade 1970-an, banyak ditemukan kasus penyebaran virus HIV di antara komunitas homoseksual. Secara umum, mobilitas geografis dan pergaulan bebas terbukti menjadi tempat berkembang biak yang sangat baik bagi virus menular seksual.

Gaya hidup itu memungkinkan penularan eksponensial oleh laki-laki yang terus berhubungan seks dengan laki-laki lain, segera setelah mereka mengembangkan viremia tinggi selama periode HIV primer mereka. Penularan selanjutnya difasilitasi oleh tingginya prevalensi patogen menular seksual lainnya dalam komunitas homoseksual.

Sebuah studi klaster pada 1984 yang diterbitkan dalam The American Journal of Medicine berjudul "Cluster of Cases of the Acquired Immune Deficiency Syndrome" memeriksa kontak seksual pria homoseksual yang terinfeksi AIDS untuk menentukan apakah secara historis data mereka konsisten dengan hipotesis bahwa AIDS disebarkan melalui penularan berantai.

Penelitian itu berhasil mengumpulkan data 40 orang laki-laki dan memberi label pada sampel milik Dugas dengan kode “Pasien 0” yang merupakan kode penunjuk asal data wilayah di mana mereka mengembangkan gejala AIDS.

Kesimpulan dari penelitian itu menjelaskan bahwa jika hipotesis mengenai peran seorang agen penyebar virus itu benar, maka “Pasien 0” yang terbukti melakukan kontak seksual dengan delapan pasien AIDS lainnya, kemungkinan memang mengambil peran tersebut.

Masalahnya kode 0 dalam data itu sama sekali tidak dimaksudkan sebagai penanda perannya sebagai yang pertama terinfeksi. Kode itu merupakan kode wilayah yang mencatat bahwa sampel Dugas berasal dari luar wilayah California. 0 yang dimaksud bukanlah angka nol melainkan huruf O yang merupakan kode "Out-of-California" karena Dugas tidak tinggal di sana.

“Dugas pernah disalahkan karena memicu seluruh epidemi AIDS di AS, yang membuat trauma besar-besaran pada 1980-an dan sejak itu membunuh lebih dari 500 ribu orang Amerika. New York Post pernah mendeskripsikannya sebagai pria yang memberi mereka AIDS,” tulis Donald McNeill dalam artikelnya di The New York Times.

Infografik Mozaik HIV

Infografik Mozaik HIV. tirto.id/Tino

Dalam kasus tuduhan Dugas sebagai agen penyebar pertama ini, media AS dan Randy Shilts menjadi pihak yang punya peranan paling besar. Akibat tulisan mereka, opini publik segera menempatkan Dugas sebagai tokoh utama dan penyebar pertama AIDS di wilayah AS.

Meski telah diluruskan, pemberitaan itu terus memberi dampak negatif pada Dugas dan keluarganya bahkan hingga Dugas meninggal dunia. Belakangan, Shilts menyesali perbuatannya dan sempat mengakuinya di hadapan publik.

David France, reporter investigasi asal AS, menerbitkan bukunya How to Survive a Plague pada 2016. Di dalamnya memuat pengakuan Shilts yang menyesal karena telah membuat keputusan secara sadar untuk menjelekkan Dugas dalam bukunya. Hal itu semata untuk publisitas dan meningkatkan angka penjualan.

Dampak publisitas yang dirasakan oleh komunitas homoseksual dan korban yang terjangkit HIV sangat negatif. Mereka mengalami diskriminasi dan pengucilan.

“Sebagai bagian dari reaksi dan pembelaan mereka terhadap diskriminasi, sebuah argumen dikembangkan bahwa HIV sebenarnya telah diekspor dari AS ke Haiti melalui wisata seksual pria gay Amerika yang membeli seks dari pelacur pria,” tulis Jacques Pepin dalam bukunya The Origins of AIDS (2011:191)

Di kemudian hari, dugaan pasien nol terhadap Dugas dihapuskan secara resmi dengan bukti-bukti ilmiah. Penelitian yang lebih dalam terhadap unsur genetik sampel darah yang disimpan sejak tahun 1970-an menunjukkan bahwa infeksi sejenis telah beredar di kalangan pria homoseksual di New York selama beberapa tahun sebelum Dugas tiba pada 1974.

Oleh karena itu, meski mengaku berhubungan seksual dengan ratusan pria, Dugas bukanlah orang pertama yang terjangkit AIDS. Statusnya di ranah publik pun tak lagi pasien nol, melainkan sebagai korban.

Baca juga artikel terkait HARI AIDS SEDUNIA 2022 atau tulisan lainnya dari Tyson Tirta

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Tyson Tirta
Penulis: Tyson Tirta
Editor: Irfan Teguh Pribadi
-->