Menuju konten utama
Seni Rupa

Fungsi Kritik Karya Seni Rupa dan Tahap Pembuatannya

Penulisan kritik memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang kritikus.

Fungsi Kritik Karya Seni Rupa dan Tahap Pembuatannya
Pengunjung mengamati karya seni rupa yang dipajang pada pameran bertajuk Lentik Lenting di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (16/10/2021). ANTARA FOTO/Maulana Surya.

tirto.id - Kritik seni diartikan sebagai kegiatan untuk mengomentari dan mengapresiasi suatu bentuk karya seni dengan tujuan memaparkan sisi kelebihan dan kekurangan suatu karya seni.

Kritik atau pendapat yang disampaikan dapat mempengaruhi persepsi penikmat dalam memandang sebuah karya seni bahkan dapat berpengaruh terhadap nilai jual suatu karya seni.

Jenis dari kritik seni dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kritik populer, kritik jurnalis, dan kritik keilmuan. Perbedaan ini mengacu pada cara dan metode yang digunakan.

Hal ini muncul karena adanya sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda mengenai sebuah karya yang akan dikritik.

Terdapat beberapa fungsi dari kritik seni, yaitu pertama, adalah sebagai jembatan atau mediator dalam menyampaikan suatu persepsi dan apresiasi karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni.

Kedua, memunculkan hubungan timbal balik yang menguntungkan antara seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan kritik untuk dapat mengevaluasi sejauh mana, karyanya dapat bermanfaat dan dipahami penikmat.

Sementara itu, penikmat membutuhkan tali penghubung guna memberikan komentar dan apresiasinya terhadap realita artistik dan estetik suatu karya seni.

Dalam Modul Seni Budaya disebutkan, penulisan kritik memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang kritikus, berikut penjelasannya.

a. Deskripsi

Suatu tahapan dalam kritik seni dengan cara mendeskripsikan segala hal yang yang berkaitan dengan karya seni. Dalam tahapan ini, kritikus tidak melakukan analisis, melainkan hanya memaparkan berdasarkan kondisi sesungguhnya.

Untuk mengambil simpulan, seorang kritikus wajib mengetahui istilah-istilah yang lazim digunakan dalam dunia seni rupa. Oleh karena itu, seorang kritikus haruslah memiliki bekal pengetahuan dan wawasan yang luas untuk dapat menyimpulkan fenomena yang dilihatnya.

b. Analisis formal

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahapan deskripsi. Dalam tahap analisis formal, kritikus mencoba untuk menjelaskan objek yang diamatinya berdasarkan struktur formal maupun unsur pembentuknya.

Proses ini diawali dengan menganalisis obyek secara keseluruhan mengenai kualitas unsur-unsur visual dan kemudian barulah dianalisis bagian demi bagian.

c. Interpretasi

Interpretasi adalah tahapan untuk menafsirkan makna sebuah karya seni. Kegiatan ini mencakup tentang tafsiran mengenai tema yang akan digarap, makna dari sebuah karya, simbol yang dihadirkan, masalah yang dimunculkan, dan bahkan pesan yang akan disampaikan.

Apabila semakin luas wawasan seorang kritikus, maka semakin kaya pula interpretasi karya yang ia hasilkan.

d. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi maupun penilaian adalah tahapan kritik seni yang bertujuan menghasilkan karya seni berkualitas dari beberapa karya seni sejenisnya.

Penilaian dihasilkan dengan adanya deskripsi karya, analisis formal, dan intepretasi sebuah karya seni berdasarkan data-data visual serta penjelasan singkat dari penciptanya. Dengan adanya evaluasi atau penilaian, akan memunculkan adanya tingkatan derajat suatu karya yang ditinjau dari nilai estetisnya.

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan lainnya dari Chyntia Dyah Rahmadhani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Chyntia Dyah Rahmadhani
Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra