Menuju konten utama

Fungsi Black Box Pesawat Sriwijaya SJ 182 & Mengapa Perlu Ditemukan

Guna black box pesawat dan mengapa perlu ditemukan dalam kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182.

Fungsi Black Box Pesawat Sriwijaya SJ 182 & Mengapa Perlu Ditemukan
Petugas Basarnas memeriksa benda-benda diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, masih dalam pencairan. Hingga kini, Senin (11/1/2021) tim pencari pesawat SJ 182 belum menemukan black box tersebut. KRI Rigel diduga kuat menangkap sinyal black box.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Minggu (10/1/2021) mengatakan, pihaknya akan terus melakukan upaya menemukan seluruh korban, bagian pesawat, dan juga keberadaan kotak hitam (black box) pesawat.

Ia meyakini sinyal yang ditangkap oleh KRI Rigel diduga kuat merupakan sinyal dari kotak hitam pesawat yang sedang dicari.

Menurut Natgeotv, black box berfungsi untuk mencatat apa yang dikatakan kru dan memonitor setiap suara yang terjadi di dalam kokpit.

Percakapan antara pilot yang berlangsung tepat sebelum pesawat rusak atau sebelum terjadi ledakan akan membantu peneliti.

Kotak hitam (black box) sangat penting pada kasus pesawat terjatuh, karena dapat membantu penyelidik untuk mencari tahu apa yang terjadi sebelum kecelakaan.

Kotak Hitam sendiri terbagi atas dua item yaitu perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan. Perekam suara kokpit biasanya terletak di bagian ekor pesawat.

Penyelidik terlatih dapat menangkap suara seperti suara mesin, peringatan, atau ping darurat. Para penyelidik juga dapat mengetahui informasi penerbangan penting, seperti kecepatan pesawat terbang dan kecepatan perputaran mesin, dan kadang-kadang dapat menemukan penyebab kecelakaan dari suara di dalam pesawat sebelum terjatuh.

Sementara itu, perekam suara kokpit juga sangat penting untuk menentukan waktu kejadian karena berisi informasi seperti komunikasi antara kru dengan kontrol darat dan pesawat lainnya.

Bagian black box lainnya yang tak kalah penting adalah perekam data penerbangan. Alat ini sangat penting karena merekam berbagai fungsi pengoperasian pesawat sekaligus, seperti waktu, ketinggian, kecepatan udara dan arah yang dituju pesawat.

Perekam data penerbangan modern juga mampu memantau aksi lain yang dilakukan oleh pesawat, seperti pergerakan flap pada sayap, pilot otomatis, dan pengukur bahan bakar.

Informasi yang disimpan dalam perekam data penerbangan dapat menentukan apa yang penyebab kecelakaan pesawat. Data yang disimpan di perekam membantu Air Crash Investigators menghasilkan rekonstruksi video komputer penerbangan, sehingga dapat membantu penyelidik untuk memvisualisasikan bagaimana penanganan pesawat sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

Black box juga dilengkapi perangkat yang dikenal sebagai Underwater Locator Beacon (ULB). Perangkat tersebut akan aktif segera setelah perekam bersentuhan dengan air dan dapat mengirimkan sinyal dari kedalaman 14.000 kaki. Alat ini sangat berfungsi untuk membantu menemukan black box setelah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut.

Untuk mempermudah menemukannya, black box sebenarnya tidak berwarna hitam melainkan berwarna oranye terang.

Black Box Didesain Kuat dan Mudah Ditemukan

Diwartakan DW, black box didesain mampu menahan banyak skenario kecelakaan tanpa mengalami kerusakan. Sebelum digunakan, kotak hitam diuji untuk melihat apakah mereka dapat menahan segala macam risiko kecelakaan.

Black box mampu menahan benturan dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam (sekitar 466 mil / jam), beban statis 2,25 ton setidaknya selama lima menit, suhu maksimum 1.100 derajat Celcius (2.012 Fahrenheit) selama satu jam dan tekanan air ditemukan di kedalaman hingga 6.000 meter (sekitar 19.700 kaki).

Agar lebih mudah ditemukan di laut, perangkat mengirimkan sinyal saat bersentuhan dengan air asin yang dapat ditangkap dalam radius sekitar dua kilometer (1,2 mil). Dalam jarak sesingkat itu, lokasi bangkai pesawat seharusnya sudah ditentukan untuk menemukan perangkatnya.

Perekam suara mencatat semua suara di kokpit. Selain diskusi antar pilot, juga merekam pengumuman komputer otomatis, lalu lintas radio, diskusi dengan awak dan pengumuman kepada penumpang. Suara sakelar dan mesin juga direkam oleh black box.

Percakapan pribadi antara pilot juga disimpan di kotak hitam - itulah sebabnya file audio yang diambil harus ditangani dengan hati-hati, dari sudut pandang perlindungan data. Diskusi hanya dapat dievaluasi untuk memperjelas kecelakaan atau kegagalan fungsi.

Karena alasan ini, rekaman ditimpa setelah maksimal 120 menit; perangkat lama hanya merekam 30 menit. Secara teknis, pilot bahkan mungkin menghentikan atau menghapus rekaman. Namun dalam praktiknya, pilot tidak memanfaatkan fitur itu.

Baca juga artikel terkait KECELAKAAN SRIWIJAYA AIR SJ 182 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH