Menuju konten utama

Freeport Indonesia Akhirnya Kantongi Izin Ekspor Konsentrat

Surat Persetujuan Ekspor (SPE) konsentrat tembaga telah dikantongi Freeport Indonesia. Surat keluar bertepatan setelah kunjungan Wapres AS ke Indonesia.

 Freeport Indonesia Akhirnya Kantongi Izin Ekspor Konsentrat
Ilustrasi. Area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, Selasa (19/8). PTFI menggenjot kembali produksi mineral pasca larangan ekspor konsentrat dari 100 ribu ton perhari atau 40 persen dari kondisi normal, menjadi 230 ribu ton per hari sesuai kondisi sebelumnya. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah bisa melakukan ekspor konsentrat tembaga setelah mengantongi Surat Persetujuan Ekspor (SPE) dari Kementerian Perdagangan.

Freeport Indonesia melalui melalui Executive Vice Presiden mengajukan permohonan izin ekspor pada 20 April. Namun Kementerian Perdagangan baru menyetujui permohonan ini setelah mendapatkan kelengkapan dokumen pada Jumat 21 April malam, tepat setelah Wakil Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence melakukan kunjungan ke Indonesia.

"Sudah keluar, kemarin," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan seperti dikutip Antara, Sabtu (22/4/2017).

Dengan telah diterimanya izin ini Freepot Indonesia berhak melakukan ekspor 1.113.105 wet metric ton (WMT) konsentrat tembaga.

Selama 2016, Freeport Indonesia telah mendapatkan SPE untuk konsentrat tembaga pada 9 Februari 2016 sebesar 1.033.758 ton yang berlaku hingga 8 Agustus 2016. Kemudian SPE diberikan kembali pada 9 Agustus 2016 sebesar 1.429.098 ton dan berlaku hingga 11 januari 2017.

Sementara SPE pada 2017 baru dikeluarkan pada April dikarenakan pemerintah dan Freeport sedang berunding untuk kesepakatan peralihan kontrak dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Tercatat, realisasi ekspor Freeport Indonesia berdasarkan konsolidasi laporan surveyor tahun 2016 sebesar 1.172.410,90 ton dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang, Korea selatan, Cina, India dan Filipina.

Sementara itu, dalam kunjungan Wakil Presiden Pence pada Kamis 20 April, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya tidak tidak secara khusus menyebutkan tentang Freeport. Presiden hanya menyebutkan bahwa dalam pembicaraan dengan Wapres AS, AS berkomitmen untuk meningkatkan strategic partnership dengan Indonesia akan fokus kepada bidang-bidang kerja sama dan investasi. Sementara pada bulan mendatang akan ada tim yang membahas mengenai pengaturan perdagangan dan investasi bilateral berdasarkan prinsip-prinsip win-win solution.

Presiden Joko Widodo juga menekankan bahwa kunjungan Pence ke Indonesia merupakan pertemuan pertama sejak negara Paman Sam itu dipimpin Presiden Donald Trump.

"Ini adalah pertemuan pertama saya dengan administrasi baru Amerika Serikat. Namun komunikasi melalui telepon telah saya lakukan dengan Presiden Donald Trump sejak Januari yang lalu," kata Presiden Jokowi seperti dikutip setkab.go.id, Kamis (20/4).

Baca juga artikel terkait KASUS FREEPORT atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH