Menuju konten utama

Fotografer Ungkap Keberadaan Suku Primitif Amazon

Seorang fotografer asal Brazil baru-baru ini mengungkap keberadaan suku asli Amazon yang selama ini belum pernah bersentuhan dengan modernitas.

Fotografer Ungkap Keberadaan Suku Primitif Amazon
Apakah Suku Jungle Itu Masih Terisolasi dari dunia modern. [Foto/EnkiVillage]

tirto.id - Sebuah misteri di balik lebatnya hutan Amazon kembali terungkap. Seorang fotografer asal Brazil baru-baru ini mengungkap keberadaan suku asli Amazon yang selama ini belum pernah bersentuhan dengan modernitas. Mereka masih menggunakan kapak dan tombak sebagai senjata, serta sekujur tubuh mereka dipenuhi dengan cat sebagai bentuk perlindungan diri.

“Untuk berpikir bahwa di abad ke-21 ini masih ada orang yang tak memiliki kontak dengan peradaban modern dan hidup seperti nenek moyang mereka 20 ribu tahun lalu, merupakan sebuah ledakan emosi yang kuat,” ujar Ricardo Stuckert, sang fotografer, menjelaskan perasaanya saat melihat suku tersebut, seperti dilaporkan theguardian, Kamis (22/12/2016).

Kala itu, tepatnya 17 Desember lalu, ia tengah terbang menumpang helikopter di atas bagian hutan Amazon yang terletak dekat dengan perbatasan Peru. Tujuan awal Stuckert adalah menemui sebuah suku Amazon yang pernah melakukan kontak dengan peradaban modern untuk proyek bukunya. Di tengah perjalanan, helikopternya mesti mengambil jalan memutar untuk menghindari hujan badai.

Di sinilah awal keberuntungannya dimulai. Stuckert secara tak sengaja melihat sebuah bangunan panjang di tengah hutan, yang ternyata merupakan rumah dari suku tersebut. “Saya mengambil kamera dan langsung memotretnya,” kisah Stuckert. “Saya tidak memiliki banyak waktu untuk membayangkan apa yang tengah terjadi,” lanjutnya.

Keesokan harinya, ia kembali terbang melewati area yang masuk ke dalam negara bagian Acre itu dan merekam lebih banyak gambar dari suku tersebut. Stuckert sempat terpana melihat cat tubuh salah seorang anggota suku yang menurutnya adalah sebuah kamuflase.

“Mereka menggunakan cat untuk melindungi diri mereka,” ujarnya. “Saya berpikir, saya harus memotretnya, hal seperti ini wajib diabadikan,” lanjut Stuckert.

“Detail kecil dapat menyibak banyak hal, dan karena foto-foto itu memiliki kualitas yang luar biasa, kita bisa semakin dekat dengan detail,” ujar José Carlos Meirelles, ahli suku pribumi Brazil, yang juga ikut terbang bersama Stuckert.

Meirelles pertama kali melihat tanda-tanda keberadaan mereka pada ekspedisi yang dilakukan tahun 1988. Kemudian, pada 2010, BBC Flight juga mengambil cuplikan gambar mereka dari ketinggian. “Mereka menggunakan kapak, parang, dan panci. Mereka sebenarnya tahu dunia kita, namun pengetahuan mereka sangatlah sedikit,” jelas Meirelles.

Menurutnya, ada 300 orang dalam suku tersebut. Mereka menanam pisang, kentang manis, ubi kayu, dan kacang. Selain itu, mereka juga berburu dan memancing untuk mendapatkan makanan.

“Tidak ada yang tahu apa nama suku tersebut. Mereka tak pernah melakukan kontak dengan siapapun, kita tak mengetahui bahasa yang mereka gunakan dan siapa sebenarnya mereka. Untungnya kita tak tahu. Karena, ketika orang-orang sudah mengetahuinya, mereka akan mulai mendapatkan masalah,” ujar Meirelles.

Baca juga artikel terkait FOTO atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Humaniora
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh