Menuju konten utama

Forum Ekonomi Dunia 2019 Digelar di Swiss, Fahima Wakili Indonesia

Pendiri Queenrides Iim Fahima asal Indonesia turut serta dalam Forum Ekonomi Dunia 2019 yang bakal digelar di Swiss.

Forum Ekonomi Dunia 2019 Digelar di Swiss, Fahima Wakili Indonesia
logo World economic forum. FOTO/wikipedia

tirto.id - Forum Ekonomi Dunia atau dikenal dengan nama World Economic Forum (WEF) bakal digelar mulai 22-25 Januari 2019 di Davos, Swiss. Pendiri Queenrides Iim Fahima turut serta dalam forum internasional tersebut.

WEF merupakan organisasi internasional non-profit dalam hal kerja sama pemerintah dan swasta yang didirikan di Swiss. Forum ini melibatkan para pemimpin politik, bisnis, dan masyarakat terkemuka lainnya untuk membentuk agenda global, regional, dan industri.

Dilansir dari laman resmi WEF, mitra yang akan hadir dalam forum itu yakni pihak Facebook, IBM Corporation, Allianz, Chevron, Nestle, Visa, juga komunitas-komunitas lainnya.

Tahun 2019 ini, lebih dari 3.000 pemimpin dari seluruh dunia akan mengikuti WEF. Pertemuan ini tidak hanya dihadiri para “elit global”, tapi juga para pemimpin yang dianggap memberikan perubahan, pejuang demokrasi, para pendidik, dan lain-lainnya.

Mereka akan memberikan gagasannya di dalam forum guna membuat dunia menjadi lebih baik. Khususnya di era Revolusi Industri Dunia Keempat.

Di antara banyak komunitas yang mengikuti, terdapat The Schwab Foundation untuk kewirausahaan sosial, The Global Shapers Community, dan The Forum of Young Global Leaders. Nama-nama berikut yang akan berada di Davos 2019 yang berasal dari sembilan anggota komunitas terpilih:

Iim Fahima, Indonesia

Iim mendirikan perusahaan bernama Queenrides yang memberdayakan perempuan dalam hal berkendara dan mengemudi dengan aman. Queenriders menjadi platform komunitas online dan offline, melibatkan perempuan untuk perencanaan kegiatan yang lebih baik.

Lewat komunitas tersebut, Iim membantu lebih dari 200.000 ribu pengguna di seluruh Indonesia. Saat ini platformnya tengah berkolaborasi dengan lembaga pemerintah, sektor privat, dan LSM.

Debbie Aung Din Taylor, Myanmar

Debbie merupakan pendiri Proximity Design pada tahun 2014. Sebuah platform layanan pertanian yang membantu keluarga kecil dalam hal penanaman agar lebih menguntungkan di Myanmar. Di bawah kepemimpinannya, bisnis desain ini memproduksi dan melayani pengembangan produktifitas melalui teknologi pertanian, sarana prasarana, dan keuangan.

Daniella Ballou-Aares, Amerika Serikat

Fokus penelitian Daniella lewat organisasinya Leadership Now Project lebih kepada ancaman-ancaman mendasar dalam demokrasi. Seperti kehadiran jumlah pemilih yang rendah, persekongkolan antar kubu, aturan keuangan kampanye, aturan keuangan kampanye, dan kurangnya kandidat yang berkualifikasi tinggi.

Hicham Sabir, Amerika Serikat

Hischam mengelola ShelterTech untuk para tunawisma di San Francisco. Teknologi itu meningkatkan kualitas hidup tunawisma dengan jalan pendistribusian wifi dan internet. Di mana ada kesenjangan antara perusahaan teknologi dan tunawisma. Hischam juga mendirikan askdarcel.org, sebuah pelayanan sosial online yang sekarang dikontrak oleh City of San Francisco.

Toby Norman, Inggris Raya

Toby menggunakan teknologi mutakhir untuk mengatasi tantangan dalam kesehatan global dan pembangunan internasional. Toby merupakan CEO dari Simprints Technology, start up teknologi nirlaba yang berbasis di Cambridge. Platorm tersebut membangun biometrik yang dimanfaatkan di negara-negara berkembang.

Ernest Darkoh, Afrika Selatan

Ernest adalah mitra pendiri dan Co-CEO BroadReach. Ernest memimpin badan pengobatan HIV nasional pertama di Afrika lewat Program Perawatan Antiretroviral Nasioanl (Masa) di Bostwana.

Mohammed Hassan Mohamud, Kenya

Mohammed adalah ketua bersama Annual Meeting 2019. Ia telah menghabiskan 20 tahun terakhirnya di kamp pengungsian, khususnya di Kamp Pengungsian Kakuma.

Ia menjadi ketua dari kamp tersebut dan bekerja pula di unit Perdamaian Pembangunan LWF. Mohammed mengawasi langkah-langkah pencegahan konflik di dalam kamp.

Kennedy Odede, Kenya

Kennedy menjalankan program pemberdayaan bernama Shining Hope for Communities (SHOFCO) yang melayani lebih dari 220.000 orang. Program ini mengorganisir daerah kumuh Kenya dengan mengorganisir sekolah gratis dan pelayanan masyarakat secara keseluruhan.

Kennedy sendiri merupakan mantan anak jalanan yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kibera, sebuah perkampungan kumuh di Afrika.

Alexandra Winkler Osorio, Venezuela

Alexandra mendedikasikan dirinya untuk peningkatan kerja sama internasional bagi diaspora Venezuela. Sebelumnya dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Walikota El Hatillo di Caracas.

Dia telah diakui atas inovasi kebijakan sosialnya dan promosi kemitraan pemerintahan-swasta untuk membantu memerangi krisis kemanusiaan terburuk di belahan bumi Barat.

Baca juga artikel terkait FORUM EKONOMI DUNIA 2019 atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora