Menuju konten utama

Format Baru FIFA Dikecam DBF

FIFA menggelar pemungutan suara untuk format baru peserta Piala Dunia menjadi turnamen yang diikuti 48 tim. Namun format baru ini dikecam oleh Federasi Sepak Bola Jerman (DBF).

Format Baru FIFA Dikecam DBF
Bendera FIFA Fair Play bendera sebelum pertandingan di Cornella stadion, Barcelona, Spanyol. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Format baru tawaran Presiden FIFA menuai keberatan dari Federasi Sepak Bola Jerman (DBF). Meski ditentang, delegasi-delegasi FIFA tetap akan menggelar pemungutan suara untuk format baru peserta Piala Dunia menjadi turnamen yang diikuti 48 tim.

Presiden FIFA Gianni Infantino ingin menerapkan format baru yang terdiri dari 16 grup yang masing-masing dihuni tiga tim dan diikuti lima babak knockout itu, pada Piala Dunia 2026.

Proposal ini dikritik sejumlah kalangan. Format tersebut dianggap semata didasari uang dari kian banyaknya pertandingan yakni dari semua 64 pertandingan menjadi 80 pertandingan. Namun para pendukungnya seperti Jose Mourinho menyatakan semua tim pada dasarnya sama-sama memainkan tujuh pertandingan seperti sekarang.

Voting hari ini, seperti dikutip dari Antara Selasa (10/1/2017), akan memilih salah satu dari lima opsi, yakni dua opsi dengan 48 tim, dua opsi dengan 40 tim dan satu opsi lama 32 tim.

Infantino yakin proposalnya mendapat dukungan dari klub-klub besar dan asosiasi-asosiasi besar, demikian Sky Sports.

Berikut lima opsi format Piala Dunia:

- 48 Tim - dibagi ke dalam 16 grup yang masing-masing grup diisi tiga tim, dua teratas dari masing-masing grup lolos ke babak knockout

- 48 Tim - babak kualifikasi yang dilanjutkan kepada fase grup diikuti 32 tim

- 40 Tim - dibagi ke dalam 10 grup yang setiap grup dihuni empat tim, di mana juara grup dan enam runner-up grup lolos ke babak knockout

- 40 Tim - dibagi ke dalam delapan grup yang setip grup berisi lima tim, para juara grup lolos ke babak knockout

- 32 Tim - dibagi ke dalam delapan grup yang masing-masing berisi empat tim, di mana dua teratas grup lolos ke babak knockout

Baca juga artikel terkait FIFA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Olahraga
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh