Menuju konten utama

Formappi Nilai DPR Tak akan Berbeda karena Masih Diisi Tokoh Lama

"Menurut kami tidak akan ada perubahan kecuali ada pertobatan di antara para anggota dewan untuk mengaku dosa dan meminta ampun," kata Djadjiono.

Formappi Nilai DPR Tak akan Berbeda karena Masih Diisi Tokoh Lama
Gedung DPR RI. Foto/istimewa

tirto.id - Peneliti Fungsi Pengawasan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) M. Djadjiono menilai kinerja anggota legislatif yang akan menduduki kursi parlemen pada 2019-2024 nanti tidak akan memiliki perubahan secara signifikan.

Pasalnya, berdasarkan hasil hitung cepat, sejumlah lembaga survei menunjukkan, hanya 9 dari 16 partai politik yang lolos parliamentary threshold (PT) yaitu partai yang mencapai 4 persen suara. Kemudian, ia juga melihat sosok yang masuk merupakan tokoh-tokoh lama.

Diketahui, sembilan partai tersebut adalah PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PKS, Partai NasDem, Partai Demokrat, PAN dan PPP yang merupakan partai yang sudah lama menduduki kursi parlemen.

"Kalau Pemilu dengan 9 partai lama masih masuk, ya ke depannya menurut kami tidak akan ada perubahan kecuali ada pertobatan di antara para anggota dewan untuk mengaku dosa dan meminta ampun dan kemudian memperbaiki diri mungkin akan lebih baik," ujar Djadjiono saat di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/4/2019).

Berdasarkan catatan Formappi, kata dia, anggota DPR RI bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sebagai perwakilan pemerintah telah menyepakati 189 Rancangan Undang-undang (RUU) dalam Prolegnas Prioritas 2015-2019.

Namun, Djajiono menyayangkan, dari sejumlah RUU tersebut, hanya sedikit yang disahkan dalam periode kerja DPR.

"Legislasi buruk, yang disahkan itu hanya 25 RUU," kata Djajiono.

Selain itu, ia juga mengatakan terdapat 56 RUU yang diperpanjang pembahasannya terus menerus. Termasuk RUU yang ia nilai penting, seperti RUU KUHP dan Wawasan Nusantara.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto