Menuju konten utama

Fokus Drone, Pengembangan Pesawat Peninggalan BJ Habibie Dihentikan

Pengembangan drone atau pesawat nirawak lebih diperlukan dibanding pesawat menengah R80 dan N245.

Fokus Drone, Pengembangan Pesawat Peninggalan BJ Habibie Dihentikan
PTTA Wulung merupakan hasil pengembangan drone yang awalnya dirancang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). FOTO/Istimewa

tirto.id - Presiden Jokowi menyetujui proyek pengembangan drone dalam program strategis nasional (PSN). Proyek pengembangan drone atau pesawat nirawak dimasukkan dalam tiga proyek pengembangan teknologi senilai Rp27, 17 triliun yang merupakan bagian dari 89 PSN.

Pengembangan drone akan menghentikan proyek pengembangan pesawat menengah N-245 dan program industri pesawat R80 yang sebelumnya masuk dalam program proyek strategis nasional.

"Tiga proyek terkait pengembangan drone itu sebagai pengganti proyek yang dikeluarkan antara lain R80 dan N245," Kata Airlangga usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi dan jajaran secara daring, Jumat (29/5/2020).

Airlangga mengatakan, pemerintah mencoret dua program penerbangan tersebut dan mengganti dengan pengembangan drone karena lebih dibutuhkan dengan situasi saat ini. Mantan Menteri Perindustrian ini bahkan mengatakan pengembangan sudah berjalan.

"Pengembangannya sudah dimulai oleh PT DI [PT Dirgantara Indonesia]," kata Airlangga.

Pembuatan Pesawat R80 merupakan proyek yang direncanakan oleh Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie. Sementara itu, Pesawat N245 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (persero) juga menggunakan konsep pesawat jarak dekat rancangan Habibie.

Proyek pengembangan pesawat R80 dan pesawat N245 masuk dalam bagian dari proyek strategi nasional Presiden Jokowi berdasarkan Perpres Nomor 56 tahun 2018 yang diteken pada 20 Juli 2018.

Pesawat R80 digarap oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan bentukan Habibie bersama putranya Ilham Akbar Habibie. Sementara proyek pesawat N245 digarap oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Nilai kedua proyek tersebut diperkirakan menelan anggaran hingga USD 180 juta-USD 200 juta atau setara Rp2,6 triliun.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI PENERBANGAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali