Menuju konten utama

FMRM Keluhkan Efek Domino Polusi Udara Jalur Tengkorak Cilincing

Forum Masyarakat Rusun Marunda (FMRM) mengeluhkan efek domino dari polusi udara di Jalur Tengkorak Cilincing, Jakarta Utara.

FMRM Keluhkan Efek Domino Polusi Udara Jalur Tengkorak Cilincing
Header Indepth Sumber Polusi Jakarta. tirto.id/Ecun

tirto.id - Forum Masyarakat Rusun Marunda (FMRM) mengungkapkan keluhan para pengguna jalan di "Jalur Tengkorak" Cilincing, Jakarta Utara terganggu dengan polusi udara dari asap kendaraan dan debu jalanan. Keluhan ini ternyata sudah cukup lama dilontarkan para pengendara yang terkena debu dari truk muatan yang lewat di jalan tersebut.

“Kami merasakan bahwa terkait Jalur Tengkorak di sepanjang jalan Cilincing sampai dengan perbatasan Kabupaten Bekasi adalah sebuah keresahan masyarakat dan pengguna jalan yang sudah cukup lama,” tutur Ketua FMRM Didi Suwandi kepada Tirto, Selasa (3/1/2023).

Lanjut Didi, menurut pengamatan FMRM, rawannya tingkat kecelakaan lalu lintas (lalin) di Jalur Tengkorak adalah karena adanya keterkaitan dengan pencemaran lingkungan, ruas jalan, serta kondisi jalan yang kurang baik. “Bahkan kami anggap tidak ramah bagi pejalan kaki,” sambung Didi.

Oleh karena itu, kata Didi, FMRM berharap kepada pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan evaluasi dan perencanaan guna menanggulangi tingkat kecelakaan lalin yang tinggi.

Misalnya, seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait membuat rancangan induk (grand design) yang saling berkaitan mulai dari Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) atau PT KBN, dan berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat (Jabar).

Lebih lanjut Didi, juga mengundang para ahli, akademisi, pengamat transportasi dan lingkungan, serta dimasukkan ke dalam pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang.

“Sehingga pembangunan secara komprehensif sangat penting, karena efek domino dari pencemaran lingkungan bukan saja mengganggu iklim investasi, tapi tidak kalah pentingnya adalah kesehatan dan keselamatan para pengguna jalan yang harus juga menjadi perhatian karena ini adalah amanat konstitusi,” imbuh Didi.

Didi pun mengatakan bahwa FMRM berharap agar Pemprov DKI Jakarta dan para pihak terkait memiliki komitmen yang tinggi soal pencemaran udara dan lingkungan ini, yang salah satunya menyebabkan rawannya tingkat kecelakaan lalin di Jalur Tengkorak tersebut.

“Karena peranan pemerintah dan komitmen para pelaku usaha sangat lah penting untuk menciptakan go green (peduli lingkungan), bukan hanya di KBN Marunda dan Pelabuhan IV Marunda tapi di sekitar wilayah penyangganya,” tandas Didi.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merespons perihal pengendara yang mengeluh polusi udara yang disebabkan oleh asap knalpot dari truk hingga kontainer di Jalur Tengkorak Cilincing. Menanggapi hal tersebut, Heru mengatakan untuk bertanya langsung kepada pihak pemilik kendaraan-kendaraan besar tersebut.

“Ya, tanya sama yang kontainernya,” kata Heru di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/1/2023).

Heru menuturkan, Pemprov DKI Jakarta telah memberlakukan wajib uji emisi kepada kendaraan sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Heru juga mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan melakukan tindak lanjut ke lokasi tersebut.

“Kalau masih ada yang melanggar, masih bisa ditindak oleh Dinas Perhubungan,” pungkas Heru.

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri