Menuju konten utama

Flu Babi atau Swine Flu dan Bagaimana Penularannya pada Manusia

Flu babi dianggap virus flu ringan biasa yang tidak sampai menimbulkan kematian.

Flu Babi atau Swine Flu dan Bagaimana Penularannya pada Manusia
Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah virus flu babi yang menjangkit di Yangon, Myanmar. FOTO/REUTERS/Soe Zeya Tun

tirto.id - Flu babi menjadi flu tahunan sejak mewabah di Indonesia pada 2009. Penyebaran virus ini seperti halnya penyebaran flu biasa, tapi dengan gejala yang berbeda seperti batuk, pegal-pegal, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, panas dingin, muntah, dan diare.

Virus flu babi menjadi virus endemik tahunan di berbagai negara di Indonesia. Namun, Indonesia memang bukan pusat penyebaran virus karena peternakan maupun konsumsi babi tidak begitu banyak.

Flu babi atau swine flu disebabkan virus H1N1. Dilansir Center for Disease Control and Prevention, flu babi adalah penyakit yang menyerang pernafasan pada babi.

Pada umumnya, virus ini tidak menjangkit manusia, tapi beberapa kasus belakangan ini virus babi menjangkiti manusia. Dalam dunia kesehatan hal tersebut termasuk hal langka.

Ketika virus flu babi ini menular ke manusia, maka virus ini disebut dengan “virus variasi” (variant virus). Umumnya, manusia yang terinfeksi virus ini memiliki kontak langsung dengan babi atau bersinggungan dengan lingkungan dan habitat babi.

Manusia dan babi memiliki formasi gen dan daya tahan berbeda. Jika sebuah virus menular dari babi ke manusia, virus akan mengalami revolusi dan mengubah jaringannya untuk beradaptasi ke gen manusia.

Hal tersebut juga berlaku untuk virus flu burung, dari unggas ke manusia membutuhkan revolusi virus lebih besar. Maka dari itu, virus flu babi yang menjangkit manusia disebut virus variasi, yang bisa menjangkiti manusia lainnya.

Tahun 2009 menjadi tahun di mana flu babi menjadi endemik di banyak negara dengan banyak kasus flu babi pada tahun tersebut.

Dikutip dari laporan dari New Hempshire Department of Health and Human Service, virus ini terjangkit dari babi ke manusia dan manusia ke babi. Penularan antara sesama manusia juga dapat terjadi, seperti halnya flu biasa; melalui batuk dan bersin, dan kontak dengan mulut dan hidung penderita.

Seseorang dapat terjangkit virus ini sehari sebelum gejala awal muncul. Seperti flu pada umumnya, dengan pengobatan tepat flu hanya kan bertahan paling lama 7 hari dan anak-anak cenderung lebih cepat sembuh.

Seperti flu pada umumnya, flu babi menyerang jaringan hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Jika penderita memiliki gangguan pernapasan seperti asma, empisema, diabetes, atau bahkan hamil kemungkinan terjadi komplikasi akan lebih besar.

Mengutip Mayoclinic, jika mengalami gejala awal seperti batuk, badan pegal-pegal, dan napas berat untuk segera menghubungi dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat agar virus tidak menular.

Virus flu babi tidak menular melalui konsumsi daging babi. Seperti laporan dari New Hempshire, virus flu babi (H1N1) tidak menular melalui makanan.

Pada dasarnya, virus aktif di jaringan hidup sehingga pada jaringan mati (babi yang sudah dipotong) tidak menularkan virus. Selain itu, pengolahan dan pemasakan daging babi dengan suhu di atas 60 derajat celcius mampu mematikan semua virus dan organisme berbahaya di daging babi.

Bisakah flu babi sebabkan kematian?

Flu babi dianggap virus flu ringan biasa yang tidak sampai menimbulkan kematian. Mengutip New Scientist, flu babi dapat berubah buruk dan mematikan ketika musim dingin tiba, atau musim pancaroba dan kebiasaan yang buruk seperti tidak menjaga kebersihan, penanganan yang terlambat dapat meicu kematian pada anak-anak dan orang-orang yang rentan, seperti asma, hamil, dan memiliki gangguan pernapasan.

Dilihat dari sejarahnya, virus flu babi dikenal pertama kali tahun 1918 dengan sebutan ‘Flu Spanyol’ yang membunuh sekitar 50 juta orang pada tahun tersebut.

Sepertiga penduduk dunia waktu itu menderita flu ini dan sebagian besar hanya flu ringan yang cepat sembuh. Kematian disebabkan bakteri yang masuk ke paru-paru bersamaan dengan melemahnya sistem imun saat diserang flu babi.

Tahun 2009, endemik kembali menjangkit dunia ini hingga pada April 2009 WHO menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap flu babi dari 3 ke 4 dari skala 1-6.

Flu babi masih menjadi endemik di musim-musim tertentu di seluruh belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Menjaga kebersihan dan kesehatan, seperti mengatur pola makan dan mencuci tangan secara rutin dapat dilakukan untuk mencegah tertularnya penyakit flu babi.

Infografik SC Penularan Flu Babi

Infografik SC Penularan Flu Babi. tirto.id/Rangga

Baca juga artikel terkait FLU BABI atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra