Menuju konten utama

Firli Bahuri Jadi Ketua, KPK: Pemberantasan Korupsi Makin Terjal

KPK menyatakan akan tetap bekerja meskipun calon pimpinan KPK yang bermasalah secara etik, Firli Bahuri terpilih menjadi Ketua KPK periode 2019-2023.

Firli Bahuri Jadi Ketua, KPK: Pemberantasan Korupsi Makin Terjal
Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menjalani uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan tetap bekerja meskipun calon pimpinan KPK yang bermasalah secara etik, Firli Bahuri terpilih menjadi Ketua KPK periode 2019-2023 dan revisi undang-undang KPK tengah getol dibahas pemerintah-DPR.

"KPK yg akan terus bekerja dalam kondisi apapun. Kami semua akan tetap bekerja untuk pemberantasan korupsi. Kami tidak akan pernah bergeser dari tujuan berdirinya KPK unt mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi," kata Kabid Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriyati kepada wartawan pada Jumat (13/9/2019).

Yuyuk menyadari jalan untuk memberantas korupsi akan semakin terjal. Namun, upaya perlawanan sudah disuarakan oleh pimpinan hingga pegawai KPK.

"Bahwa sekarang jalan menuju Indonesia bebas dari korupsi itu terjal dan penuh perjuangan, kami yakin bisa hadapi itu," ujarnya.

Kini, internal KPK tengah berkonsolidasi agar kerja-kerja pemberantasan korupsi dapat terus dilakukan.

"Intinya enggak ada yang terhenti semua kerja-kerja kita," kata Yuyuk.

Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat memilih 5 dari 10 nama calon pimpinan KPK. Lima nama ini terpilih melalui proses voting, dihadiri 56 anggota Komisi III.

Berdasarkan hasil rekapitulasi, lima nama terpilih dengan suara terbanyak menjadi pimpinan KPK.

Mereka adalah Firli Bahuri (56 suara), perwira aktif berpangkat Irjen yang menjabat Kapolda Sumatera Selatan; Alexander Marwata (53 suara), komisioner KPK sekarang; Nurul Ghufron (51 suara), akademisi; Nawawi Pomolango (50 suara), hakim; dan Lili Pintauli Siregar (44 suara), advokat.

Usai DPR memilih lima orang untuk menjadi komisioner KPK 2019-2023, pada Jumat pagi, Saut Situmorang memilih mundur sebagai pimpinan KPK 2015-2019,

"Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan yang mengasihi kita semua, izinkan saya bersama ini menyampaikan beberapa hal sehubungan pengunduran diri saya sebagai Pimpinan KPK, terhitung mulai Senin 16 September 2019," kata Saut melalui surat elektronik yang dikirim ke seluruh pegawai KPK, Jumat (13/9/2019).

Dalam surel itu, Saut berkata masih ada dua kegiatan lagi di Yogyakarta pada Sabtu-Minggu, 14-15 September 2019, untuk Jelajah Dongeng Antikorupsi.

"Terlebih dahulu, saya mohon maaf sekaligus mengucapkan banyak terima kasih kepada semua Pimpinan KPK Jilid IV [Bunda BP, Bro Alex M, Bro LM Syarif, dan Pak Bro Ketua Agus R] Struktural, Staf, Security, semua OB yang membersihkan ruangan saya setiap hari dan yang membantu menyiapkan makanan," kata Saut.

Baca juga artikel terkait KPK atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Hukum
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri