Menuju konten utama

Final Liga Eropa 2019 Jadi Laga Penentuan Nasib Maurizio Sarri?

Final Liga Eropa 2019 antara Arsenal vs Chelsea bisa menjadi laga terakhir bagi Maurizio Sarri di The Blues. Ia mungkin saja pindah ke Liga Italia kembali, bergabung ke Juventus.

Final Liga Eropa 2019 Jadi Laga Penentuan Nasib Maurizio Sarri?
konferensi pers Maurizio Sarri, pelatih tim sepak bola Chelsea yang baru, di stadion Stamford Bridge di London, Rabu (18/7/2018). AP Photo / Kirsty Wigglesworth

tirto.id - Final Liga Eropa 2018/2019 antara Chelsea vs Arsenal pada Kamis (30/5/2019) pukul 02.00 WIB bisa menjadi laga penentuan nasib Maurizio Sarri. Di sisi lain, sang pelatih menyiratkan, bakal memilih pergi jika kepastian masa depannya hanya ditentukan dari sebuah laga yang berlangsung 90 menit.

"Jika situasinya seperti itu (masa depan ditentukan oleh hasil laga final) maka saya ingin pergi secepatnya. Setelah bekerja selama 10 bulan, Anda tidak bisa menentukan segalanya dalam 90 menit. Pilihannya hanya, Anda puas dengan kerja saya atau tidak," kata Sarri dikutip BBC pada Rabu (22/5/2019).

Musim ini, Sarri sukses membawa Chelsea finis di peringkat ketiga klasemen Liga Inggris. The Blues hanya ada di bawah Manchester City dan Liverpool. Jika dibandingkan musim lalu, yang merupakan musim terakhir The Blues dalam arahan Antonio Conte, Chelsea lebih baik. Pasalnya, kala itu mereka hanya bisa ada di urutan kelima.

Namun, musim ini klub London Biru belum mendapatkan satu trofi saja. Padahal, musim sebelumnya, mereka bisa meraih Piala FA dengan menaklukkan Manchester United 1-0 di laga final.

Sarri punya kesempatan untuk meraih trofi di final Piala Liga Inggris 2019, ketika Chelsea berhadapan dengan Manchester City. Namun, ketika itu, The Blues tumbang melalui adu penalti.

Kesempatan berikutnya akan datang di final Liga Eropa yang digelar di Baku, Azerbaijan. Namun, Chelsea bakal bersua Arsenal, yang juga sama-sama ingin menutup musim dengan sebuah gelar. Apalagi The Gunners memiliki Unai Emery, sosok yang memberikan tiga gelar Liga Eropa untuk Sevilla.

Sarri sendiri menegaskan, dirinya belum berpikir untuk meninggalkan Chelsea, alias bakal menghormati kontraknya yang diikat selama dua musim. Namun, sang mantan pelatih Empoli juga tampak siap dengan kemungkinan terburuk: didepak Roman Abramovich kala musim ini berakhir.

"Saya punya dua tahun dalam kontrak di sini (Chelsea). Saya tidak punya kontrak dengan klub lain. Saya harus bicara dengan klub setelah final (Liga Eropa). Saya ingin tahu apakah mereka bahagia atau tidak," papar Sarri.

Musim ini, berdasarkan peringkat di klasemen, Chelsea tergolong memuaskan. Namun, mereka mengalami beberapa kekalahan telak yang terlihat fatal, seperti 4-0 atas Bournemouth dan 6-0 melawan Manchester City. Hal tersebut diklaim terjadi karena Sarri berkeras menerapkan filosofi sepak bola menyerang khasnya, yang disebut "Sarriball".

Namun, sang juru taktik menegaskan, Chelsea dapat dibandingkan dengan Manchester City urusan sepak bola menyerang. Fakta bahwa City musim ini bisa meraih treble di kompetisi Inggris ---musim ketiga di bawah Pep Guardiola--- membuat Sarri optimistis dengan gayanya.

"Cara mereka (Manchester City) bermain tidak sama seperti cara saya, tetapi mirip. Jadi, saya juga bisa memainkan sepak bola (gaya) saya di Inggris," terang sang mantan juru taktik Napoli.

Jalan Menuju Juventus?

Jika pada akhirnya Chelsea tumbang dari Arsenal, kemudian Maurizio Sarri dipecat oleh Roman Abrahomvich, ada kemungkinan dia akan kembali ke Liga Italia. Di sana, Juventus baru saja mengakhiri kerjasama dengan Massimiliano Allegri.

Dikutip dari AS, sebenarnya Juve berpeluang mengggaet Jose Mourinho, tetapi terkendala dengan masa lalunya bersama Inter Milan. Sementara, opsi lain, Jurgen Klopp, sulit didapatkan karena Juventus harus menyediakan uang sebesar 36 juta euro.

Baca juga artikel terkait LIGA EUROPA atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus