Menuju konten utama

Film Mile 22 di Mola TV, Panggung Hollywood untuk Iko Uwais

Film Mile 22 masih mampu memikat jutaan penonton meskipun dihujani kritik. Film ini menjadi titik penting karier Iko Uwais di Hollywood.

Film Mile 22 di Mola TV, Panggung Hollywood untuk Iko Uwais
Iko Uwais dan Mark Wahlberg dalam film Mile 22. FOTO/STXFilms

tirto.id - Iko Uwais menjadi salah satu daya tarik utama film Mile 22. Ketika film ini dirilis, banyak penonton menunggu aksi aktor laga Indonesia tersebut, mengingat dia bertandem dengan pemeran beken Hollywood, Mark Wahlberg. Aksi Iko dalam film Mile 22 kini sudah bisa ditonton di Mola TV.

Kharisma aktor yang melesat namanya ke layar sinema dunia melalui The Raid (2011) dan The Raid 2 (2014) ini juga tidak surut meskipun Mile 22 dihujani kritik. Setidaknya garapan sutradara Peter Berg ini tetap menarik perhatian jutaan penonton di tengah cibiran banyak kritikus.

Mengutip data laman Box Office Mojo, penayangan Mile 22 sejak 17 Agustus 2018 hingga 19 pekan kemudian meraup penghasilan dari seluruh dunia senilai 66,3 juta dolar AS. Pendapatan kasar ini melampaui modal produksi Mile 22 yang menelan USD50 juta.

Pada pekan pertama penayangannya, Mile 22 bahkan menarik pendapatan 13,7 juta dolar AS. Film ini sempat naik ke posisi tiga Box Office pada pertengahan Agustus 2018.

Mile 22 dijejali adegan tembak-menembak, kejar-mengejar, ledakan bom, serta aksi Iko melumat banyak lawan dengan teknik silat yang khas. Darah, tentu saja mudah ditemukan dalam film ini.

Dihajar banyak kritikus, film ini paling tidak masih meraih nominasi kategori Best Specialty Stunt dari Taurus World Stunt Awards 2019.

Bermula dari The Raid

Peter Berg menggaet Iko Uwais setelah terkesan dengan penampilan pesilat ini dalam 2 edisi film The Raid. Dua film itu menarik perhatian penonton dunia, sekaligus dianggap memenuhi harapan akan film laga bermutu.

Kedua film garapan sutradara Gareth Evans itu menarik karena menyajikan cerita simpel, karakter Iko yang menonjol di banyak adegan perkelahian panjang, dan ketegangan hingga akhir.

The Raid: Redemption (2011), dinilai menghadirkan adegan pertarungan yang keras, intens, tanpa kompromi, dan brilian. Peter Bradshaw dalam artikelnya di The Guardian, menyebut The Raid telah "mempermalukan film-film laga barat."

Dalam sebuah wawancara dengan Antara, Iko mengaku semula diajak Gareth Evans membuat film dokumenter tentang pencak silat. Namun, sang sutradara berubah pikiran, dan berniat membuat film laga dengan Iko sebagai pemeran utama. Maka, lahirlah Merantau (2009) dan The Raid yang melejitkan nama pria kelahiran Jakarta, 1983 tersebut.

Menurut Iko, keterlibatannya dalam Mile 22 berawal dari komunikasinya dengan Peter Berg pada 2015. Sutradara Hollywood itu menelepon Iko pada suatu pagi dan meminta dirinya datang ke AS untuk membahas proyek Mile 22. Ketika mendapatkan tawaran dari Berg untuk bermain di Mile 22, Iko langsung menyatakan setuju.

Semula, Iko direncanakan bertandem dengan Ronda Rousey, aktris mantan juara UFC, dalam film tersebut. Namun, rencana berubah di tengah jalan karena proyek berkembang lebih besar dengan melibatkan Mark Wahlberg, Lauren Cohan, dan John Malkovich.

Sebelum berperan penting dalam Mile 22, Iko sempat direkrut untuk beberapa film Hollywood tapi dengan posisi kurang signifikan, seperti dalam Man of Tai Chi; Star Wars: Episode VII-The Force Awakens; dan Beyond Skyline.

Setelah Mile 22 rilis, Iko kembali mendapat peran penting dalam Triple Threat (2019), sebuah film garapam sutradara Jesse V. Johnson yang dibintangi oleh jagoan Muaythai Tony Jaa, dan Tiger Hu Chen. Nama Iko semakin bersinar ketika menjadi pemeran utama dalam serial orisinal Netflix, Wu Assassins (2019). Semua pencapaian Iko itu bermula dari penampilan apiknya dalam The Raid.

Aksi Iko dalam Mile 22 tetap layak dinikmati. Mereka yang menantikan kepiawaian Iko saat menghabisi banyak lawan bisa melihat koreografi menarik di beberapa potongan adegan.

Bagi penonton Indonesia, penampilan Iko sebagai pemeran penting di sebuah film Hollywood tentu daya tarik tersendiri. Semua tahu, tak mudah bagi pemeran asal Indonesia menembus industri film Hollywood.

Alur Cerita Mile 22

Mile 22 mengisahkan upaya sebuah tim bentukan badan intelijen AS memburu keberadaan bahan peledak bernama sesium-137. AS memburunya karena cemas bahan peledak, yang dapat memicu kerusakan besar seperti di Horoshima dan Nagasaki itu, digunakan untuk aksi teror.

Sosok penting dalam tim CIA bernama Overwacth itu adalah James Silva (Mark Wahlberg). Silva sosok pemarah--hampir selalu marah di sepanjang film--, suka curiga, sekaligus gemar mengomel.

Komandan lapangan Tim Overwacth ini, dilatih CIA sejak masih kecil saat sudah yatim piatu. Silva digambarkan sebagai intel pemberani, tidak segan membunuh, agresif dan temperamental. Meski begitu, Silva memiliki kharisma di depan banyak anak buahnya.

Dalam Mile 22, Iko Uwais memerankan sosok elite dari kepolisian dari Indocarr, bernama Li Noor. Noor mengaku memiliki info penting buat AS tentang keberadaan sesium-137 yang sedang diburu CIA. Dia mau membocorkan info rahasia tersebut dengan imbalan diterbangkan ke AS.

Cerita dimulai dari penggerebekan sebuah rumah di AS. Silva dan anggota Overwacth menghabisi penghuni rumah yang ternyata anggota Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Dalam operasi untuk penemuan sesium-137 itu, Silva turut menghabisi seorang remaja berusia 18 tahun yang sempat memohon untuk tidak dieksekusi.

Setelah operasi brutal tersebut, pencarian sesium-137 terus berlangsung meskipun menemui jalan buntu. Situasi berubah 16 bulan kemudian. Angin segar datang dari Indocarr. Seorang bernama Li Noor mendadak mendatangi Kedutaan Besar AS dan menyerahkan diri.

Noor lantas menyerahkan sebuah disk penyimpan data lokasi sesium-137. Disk itu terkunci oleh kode rahasia, dan dirancang secara otomatis menghapus datanya dalam beberapa jam. Noor mau menyerahkan kode itu dengan syarat, kubu AS mengirimnya ke negeri paman sam.

Kemunculan Noor segera membuat para kru Overwacth, yang sebagian sudah berada di Indocarr, bersiaga. Meskipun Silva semula tak mempercayai Noor, sebuah insiden penyerangan di Kedubes AS meyakinkan dirinya. Insiden tersebut memperlihatkan salah satu koreografi laga paling menarik dalam Mile 22, saat Noor menghabisi 2 penyerang.

Penyerangan itu terjadi berbarengan dengan kedatangan rombongan elite keamanan Indocarr ke Kedubes AS. Mereka mendesak kubu AS menyerahkan Noor yang dituding sebagai polisi korup.

Tapi, rekaman CCTV yang memperlihatkan bagaimana Noor membikin remuk dua penyerangnya, meyakinkan kubu AS. Tim Overwacth lantas menjalankan operasi pengiriman Li Noor ke bandara terpencil untuk menumpangi pesawat menuju AS. Dalam perjalanan ke bandara sejauh 22 mil dari Kedubes AS tersebut, cerita mudah ditebak.

Elite keamanan Indocarr mengerahkan puluhan orang bersenjata demi memburu Tim Overwacth yang membawa Li Noor. Baku tembak, kejar-kejaran, disertai ledakan bom mengiringi perjalanan Tim Overwacth. Noor dan Silva sempat terlibat pertarungan sengit saat mereka terjebak di sebuah gedung rumah susun. Di balik semua itu, bahaya lebih besar mengancam Tim Overwacth.

Bagaimana keseruan film Mile 22 selanjutnya? Pemirsa bisa melihatnya melalui Mola TV.

Baca juga artikel terkait MOLA TV atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH