Menuju konten utama

Film Joker Sempat Tertunda Penayangannya di 2 Bioskop California

Film joker sempat tertunda penayangannyadi Century Huntington Beach dan bioskop XD di pusat perbelanjaan Bella Terra, California karena ada ancaman kredibel.

Film Joker Sempat Tertunda Penayangannya di 2 Bioskop California
Film Joker. FOTO/© 2018 Warner Bros. Entertainment Inc. All Rights Reserved

tirto.id - Salah satu bioskop di Huntington Beach, California, yang menayangkan film Joker ditutup sementara pada Kamis (3/10/2019) waktu setempat. Melansir Variety, penutupan tersebut karena adanya ancaman "kredibel" yang dilaporkan ke Departemen Kepolisian Huntington Beach.

Ada dua pertunjukan yang batal menayangkan Joker, yakni di Century Huntington Beach dan bioskop XD di pusat perbelanjaan Bella Terra. Pertunjukan kembali berlanjut pada hari Jumat.

Departemen Kepolisian Huntington Beach mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi tentang kemungkinan ancaman terhadap bioskop Century dalam merilis film Joker.

"Departemen kepolisian menganggap ancaman itu cukup kredibel untuk memberikan kehadiran petugas di bioskop. Ketika investigasi berlanjut, petugas kami bekerja dengan para manajer bioskop, yang memutuskan untuk membatalkan dua pertunjukan terakhir film dan menutup bioskop dengan sangat hati-hati," kata pernyataan itu.

“Berdasarkan penyelidikan dan dalam komunikasi dengan manajemen bioskop, ditentukan bahwa bioskop dapat dibuka kembali dengan aman hari ini (Jumat) dan melanjutkan rutininas secara normal,” sambungnya.

Namun, pihak kepolisian tidak merinci jenis ancaman yang diselidiki.

"Departemen Kepolisian Huntington Beach akan menyediakan patroli di bioskop Century untuk akhir pekan ini," tambah polisi.

Sementara untuk penayangan di Amerika Utara sejak 4 Oktober kemarin, ada beberapa bioskop seperti Landmark Theatres, jaringan bioskop terbesar di Amerika, memberikan larangan penggunaan kostum, masker wajah dan senjata mainan selama film Joker berlangsung, seperti diwartakan The Hollywood Reporter.

“Saya ingin pelanggan merasa nyaman di tempat mereka,” kata CEO Landmark, Ted Mundorff, yang memiliki 50 bioskop.

Pihak bioskop yang lain, Regal Cinemas menyatakan, mereka tidak percaya bahwa konten atau keberadaan sebuah film akan menyebabkan atau memancing seseorang untuk bertindak kekerasan.

“Meskipun kami tidak mengomentari protokol keamanan yang dilaksanakan oleh bioskop setiap saat, perlindungan dan keselamatan pengunjung adalah hal utama. Kami bekerja sama dengan NATO dan berhubungan sepanjang tahun dengan penegak hukum secara teratur. Sehingga kami memiliki informasi untuk membantu membuat penilaian keamanan yang dianggap pantas setiap saat.”

Menurut laporan IGN, ada juga tanggapan dari pihak jaringan bioskop AMC Theatres terkait kostum dalam film Joker. Pihak AMC mempersilahkan pengunjung untuk mengenakan kostum.

“Tapi kami tidak mengizinkan topeng, cat wajah atau benda apa pun yang menutupi wajah. AMC tidak mengizinkan senjata atau barang yang akan membuat tamu lain merasa tidak nyaman atau mengurangi pengalaman menonton bioskop," tulis IGN.

Pelarangan pemakaian kostum, senjata mainan, masker wajah dan lainnya terjadi sejak tragedi Aurora.

Tragedi tersebut merujuk pada penembakan brutal yang terjadi di bioskop daerah Aurora, Colorado, yang menewaskan 12 orang dan 70 orang luka-luka pada 2012. Kejadian tersebut terjadi saat pemutaran film tengah malam The Dark Night Rises.

Sebelumnya, pihak Warner Bros, studio produksi yang menaungi film Joker mendapat surat kritik dari lima keluarga korban penembakan massal Aurora.

Seperti dilansir The Wrap, kritik pada film Joker lantaran cerita karakter Joker sebagai penjahat dikemas dengan simpatik. Ada semacam kekhawatiran film tersebut mengarahkan orang untuk berbuat kejahatan.

Kritik juga menyerukan Warner Bros untuk ikut menyuarakan bahaya penggunaan senjata mulai dari perusahaan senjata, reformasi senjata melalui kongres dan penghentian partisipasi politik bagi pihak yang menerima dana dari National Rifle Association (NRA) atau Asosiasi Nasional Pemilik Senapan di Amerika.

Dalam surat juga terdapat permintaan bantuan dana untuk program yang terkait dengan penghentian kekerasan senjata. Salah satu nama yang ikut menandatangani adalah Sandy Phillips, yang putrinya meninggal dalam penembakan massal Aurora itu.

Dia bekerja dengan Igor Volsky dari kelompok advokasi kontrol senjata Guns Down America dalam menyusun surat tersebut.

Namun, para pengirim surat tidak meminta film Joker ditarik dari bioskop.

Baca juga artikel terkait FILM JOKER atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno