Menuju konten utama

Film "1984" Ditayangkan Ulang untuk Kritisi Trump

Dua ratusan bioskop di Amerika Serikat menayangkan film adaptasi dari novel George Orwell, “1984” mulai selasa waktu AS. Penayangan kembali film ini adalah bagian dari protes terhadap pemerintahan Trump.

Film
Novel klasik karya mendiang sastrawan Inggris, George Orwell yang bernama asli Eric Arthur Blair, berjudul "1984" mendadak populer kembali setelah perang kata-kata antara media dengan kabinet Donald Trump. (Foto/Reuters)

tirto.id - Dua ratusan bioskop di Amerika Serikat menayangkan film adaptasi dari novel George Orwell, 1984 mulai Selasa (4/4/2017) waktu AS. Novel distopia satu ini dirasa mampu merepresentasikan pemerintahan Presiden Donald Trump.

Film ini ditayangkan di 44 negara bagian di AS untuk satu hari ini dan diorganisir oleh The United State of Cinema. Mereka mengungkapkan film atau novel ini berusaha menjaga nilai paling mendasar bagi AS. Nicolas Rapold yang mengorganisir tayangan di Lincoln Center mengharapkan paling tidak 100 orang dapat menonton gratis film ini.

Nineteen Eighty-Four (1984) disutradarai oleh Michael Radford dan dibintangi oleh Juhn Hurt. Film ini diputar juga di lima tempat di Kanada, satu tempat di Inggris, satu di Kroasia, dan satu di Swedia. Pemutaran ini diorganisasi oleh Dylan Skolnick, seorang direktur dari Cinema Arts Centre, New York dan Adam Birnbaum, direktur program Avon Theatre Film Centre di Connecticut.

Menurut Aljazeera, penayangan kembali film ini adalah bagian dari protes terhadap pemerintahan Trump.

Dilansir dari Independent, untuk novel 1984 sendiri kembali diminati dan menjadi best seller, setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS.

George Orwell menulis novel ini di tahun 1949 ini mengisahkan pemerintahan yang memaksa rakyatnya menerima versi kebenaran yang kontradiktif. Dalam 1984, saat rezim Partai Bung Besar berkuasa, setiap aktivitas diawasi dengan teleskrin yang ada di setiap kamar dan tempat-tempat umum, setiap ucapan disadap, pikiran-pikiran warga negara dikendalikan. Dalam 1984, apa yang dilakukan warganya harus sesuai dengan kemauan Partai.

“Secara khusus, ini menggarisbawahi konsep dan fakta dan demonisasi dari musuh-musuh asing (pemerintahan Trump) benar-benar diresonansi dalam 1984,” kata Skolnick, Senin (3/4/2017).

"Kebebasan berbicara, penghormatan atas sesama manusia, dan kebenaran sejati bahwa tidak ada yang namanya 'fakta alternatif'" tambah para pengorganisasi film ini di AS.

Laura Fliegner, warga kota New York yang menghadiri penayangan 1984 di Film Society of Lincoln Center di Manhattan. "Kami anggap film ini penegasan. Menontonnya lagi, mengingatkan kita semua tentang semua hal yang membuat kita tergelincir."

"Ternyata semuanya mengerikan," tambahnya seusai menonton film ini.

Adam Birnbaum, menyebut bahasan dalam 1984 masih relevan sampai kini, meskipun hal ini merupakan pembahasan 70 tahun silam.

Pihak penyelenggara merencanakan adanya diskusi setelah penayangan kembali film itu. "Jika tak ada aral merintang, kami berharap orang terus menyuarakan penentangan kepada praktik-praktik yang saat ini dilakukan pemerintah," kata dia seperti dilansir dari Antara.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Film
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani