Menuju konten utama

Fenomena Gerhana Matahari Cincin Besok Baru Terjadi Lagi pada 2031

Fenomena Gerhana Matahari Cincin akan kembali dapat dilihat di wilayah Indonesia pada 2031 mendatang setelah terjadi pada 26 Desember 2019.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin Besok Baru Terjadi Lagi pada 2031
Gerhana Matahari total membentuk efek cincin berlian dilihat melalui Clingmans Dome. terletak di ketinggian 2.025 meter di Taman Nasional Great Smoky Mountains, Tennessee, Amerika Serikat, Senin (21/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

tirto.id - Gerhana Matahari Cincin adalah fenomena yang terjadi ketika piringan bulan menutupi bagian tengah matahari. Pada saat bersamaan, sisi pinggir matahari tidak tertutup bulan sehingga bercahaya, menyerupai cicin di atas langit.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin ini akan berlangsung pada Kamis, 26 Desember 2019. Fase pembentukan cincin dapat dilihat di sebagian wilayah Indonesia. Sedangkan di banyak wilayah Indonesia lainnya, hanya akan terlihat gerhana matahari sebagian.

Setelah 26 Desember 2019, Gerhana Matahari Cincin diperkirakan akan terlihat kembali di wilayah Indonesia 12 tahun lagi, yakni pada tanggal 21 Mei 2031.

Oleh karena itu, Kepala Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Arwin Juli Rakhmadi menilai gerhana matahari pada Kamis besok merupakan fenomena langka.

"Disebut langka karena gerhana matahari cincin terakhir terjadi sekitar satu dekade lalu dan berikutnya akan berlangsung pada tahun 2031 mendatang," kata Arwin, seperti dilansir Antara.

Arwin menjelaskan Gerhana Matahari terjadi ketika bumi, bulan, dan matahari berada dalam satu garis lurus. Ketika itu, bulan menghalangi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Manusia di bumi akan menikmati Gerhana Matahari Cincin atau Total tergantung pada jarak antara bumi, bulan, dan matahari.

Gerhana Matahari Cincin terjadi saat bulan berada pada titik yang lebih jauh dari bumi, sehingga meskipun ia berada segaris dengan matahari dan bumi, piringannya yang lebih kecil tak bisa menghalangi seluruh cahaya matahari.

Sementara Gerhana Matahari Total terjadi saat bulan berjarak cukup dekat dengan bumi. Saat itu, piringan bulan terlihat lebih besar dan mampu menutup seluruh permukaan matahari.

"Peluang gerhana Matahari Cincin akan cukup besar ketika bumi berada pada titik terdekat dengan bintang induknya itu. Fenomena ini biasanya, meski tak selalu, terjadi pada akhir atau awal tahun," kata dia.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gerhana Matahari Cincin pernah bisa diamati dari wilayah Indonesia pada 21 tahun lalu, tepatnya 22 Agustus 1998.

Gerhana matahari cincin pada 1998 dapat diamati di kawasan Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian Utara.

Beberapa tahun kemudian, Gerhana Matahari Cincin dapat teramati kembali dari Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan, pada 26 Januari 2009.

Setelah terjadi akhir tahun ini, fenomena Gerhana Matahari Cincin baru dapat diamati kembali dari kawasan Indonesia saat terjadi pada 21 Mei 2031 dan 14 Oktober 2042.

Baca juga artikel terkait GERHANA MATAHARI 2019 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH