Menuju konten utama

FC Barcelona dalam Pusaran Demonstrasi Catalunya

Vonis MA Spanyol terhadap para aktivis kemerdekaan Catalunya turut memancing FC Barcelona bersuara. Blaugrana berada di sisi para demonstran dan mengecam vonis tersebut.

FC Barcelona dalam Pusaran Demonstrasi Catalunya
Para pemain Barcelona sebelum pertandingan sepak bola La Liga antara Barcelona dan Betis di stadion Camp Nou di Barcelona, ​​Spanyol, Minggu, 20 Agustus 2017. Manu Fernandez/AP

tirto.id - Senin (14/10/2019) kemarin, Mahkamah Agung Spanyol menjatuhkan putusan bersalah terhadap 12 aktivis kemerdekaan Catalunya yang menjadi inisiator ‘referendum’ pada 2017 lalu. Oleh pemerintah Spanyol, referendum itu dicap ilegal. Bahkan polisi menyita surat dan kotak suara di tempat pemungutan suara.

Mengutip Associated Press, sembilan dari 12 aktivis tersebut dihukum penjara antara 9 sampai 13 tahun.

Satu nama yang menonjol adalah bekas Wakil Presiden Catalunya, Oriol Junqueras. Pria kelahiran 11 April 1969 ini divonis 13 tahun karena dianggap menyalahgunakan dana, menghasut, dan menimbulkan ‘gangguan publik’ untuk menumbangkan hukum.

Putusan tersebut kemudian menimbulkan demonstrasi besar-besaran di Catalunya sejak Senin siang sampai malam.

Ribuan orang yang dipimpin Tsunami Democratic ini memadati kawasan Bandara El Prat, Barcelona. Bagi para demonstran, bandara adalah mikrofon paling tepat untuk mengabarkan pada dunia bahwa sesuatu sedang terjadi di tanah kelahiran mereka.

“Kami harus menghentikan aktivitas bandara ini, agar dunia tahu bahwa ketidakadilan sedang terjadi di sini,” demikian pernyataan resmi Tsunami Democratic.

Menurut laporan media Inggris, The Telegraph, ribuan demonstran berhasil bikin arus lalu lintas di sekitar bandara macet total. Lebih dari 100 jadwal penerbangan akhirnya dibatalkan sepanjang Senin (14/10/2019) kemarin.

Pemerintah Spanyol mencoba menetralisasi situasi dengan mengirimkan ratusan polisi anti huru-hara dari Madrid.

Tapi dampak demonstrasi tak dapat dihindari. Dan, alih-alih mereda, protes justru semakin lantang lantaran polisi dianggap bersikap represif dengan menembakkan peluru karet dan memukuli demonstran memakai tongkat.

“Represi tidak akan pernah lebih baik ketimbang dialog dan demokrasi,” kecam Presiden Catalunya, Quim Torra.

Gelombang Protes FC Barcelona

Demonstrasi besar-besaran di Catalunya kemudian turut memantik dua kesebelasan sepak bola besar di wilayah tersebut, Espanyol dan Barcelona, untuk bersikap.

Espanyol bersikap lebih lembek. Dalam pernyataan resminya mereka berkata “menghormati keputusan pengadilan.” Namun meski menolak menunjukkan keberpihakan dalam konflik tersebut, klub “menyesalkan dan merasakan” penderitaan yang dialami para aktivis dan keluarganya.

Di sisi lain FC Barcelona memberikan pernyataan yang jauh lebih berani. Klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou ini menentang sikap MA Spanyol dengan menyebut “penjara bukanlah solusi untuk mengatasi konflik.”

“Maka dari itu, mulai sekarang, klub akan lebih mendesak para pemimpin politik untuk memimpin proses agar terjadi dialog dan negosiasi untuk mengatasi konflik ini, yang juga supaya para pemimpin politik yang divonis dibebaskan,” tegas Barcelona.

Barcelona memang sudah lama dikenal sebagai klub yang berpihak dan mendukung kemerdekaan Catalunya dari Spanyol.

Saat para aktivis di Catalunya menyelenggarakan referendum—hasilnya: 92 persen warga ingin merdeka—pada 2017 lalu, para pemain dan staf klub jadi pendukung kampanye tersebut.

Barcelona juga merupakan salah satu tim yang mendukung liga sepakbola baru di Catalunya, terpisah dari La Liga.

Saat Timnas Catalunya menggelar uji coba pada Maret lalu, para pemain dan eks pemain Barcelona mendominasi skuat yang diasuh Gerard tersebut. Di antaranya: Gerard Piqué, Xavi Hernández, Bojan Krkić, Marc Bartra, Martín Montoya, dan Aleix Vidal.

Hal yang sama mereka tunjukkan saat politikus Catalunya dikriminalisasi. Para pemain Blaugrana, sejalan dengan klub mereka, menentang tegas putusan MA Spanyol.

Kapten klub Gerard Piqué langsung membagikan ulang pernyataan resmi Barcelona lewat akun Twitternya dengan tambahan kalimat singkat: “aku bangga menjadi bagian dari klub ini.”

Eks pemain dan pelatih Barcelona, Xavi Hernández dan Pep Guardiola, juga turut menyampaikan aspirasi mereka.

Xavi, yang kini memperkuat klub Qatar Al Sadd, mengatakan putusan MA Spanyol sebagai langkah yang memalukan. Sedangkan Guardiola sampai merilis video pernyataan resmi yang ditayangkan eksklusif di tiga stasiun televisi besar: TV3, BBC, serta AFP.

“Bagiku para pemimpin yang divonis hari ini merepresentasikan keinginan mayoritas orang Catalunya [...] Spanyol saat ini tinggal dalam aturan otoritarian yang memungkinkan aturan antiteroris disalahgunakan. Perjuangan ini tidak akan berhenti sampai represi dihentikan dan kita semua menemukan solusi demokratis yang damai,” ujar Guardiola.

El Clasico: Medan Perang Berikutnya

“Perjuangan” yang dimaksud Guardiola bukan hanya akan diwakili demonstran. Para penggawa Blaugrana, menurut media-media Spanyol, diyakini akan punya motivasi melimpah saat bertanding di lapangan hijau.

Hal tersebut akan kita saksikan saat mereka menjamu Real Madrid, klub asal ibukota Spanyol yang juga rival bebuyutan mereka, Sabtu (26/10/2019) nanti.

“Tampaknya El Clasico akan jadi kendaraan protes, apalagi berikutnya Barcelona akan jadi tuan rumah dan seluruh dunia akan menyaksikan pertandingan ini,” tulis jurnalis Marca, Carmen Torres.

Hubungan kedua klub, secara institusional, pada dasarnya tidak bermasalah. Melansir jurnalis BR Report, Xoel Cardenas, dalam tulisan El Classico Comment: What Real Madrid v Barcelona Means to the Fans, para pengurus klub Barcelona paham betul bahwa Real Madrid—secara politis—tidak bisa begitu saja dicap mewakili pihak pemerintahan Spanyol.

Tapi tidak bisa dipungkiri, protes besar-besaran di Catalunya turut bikin kubu Real Madrid khawatir. Mengutip Marca, mereka minta pengamanan lebih ketat saat hari pertandingan.

Permintaan tersebut makin beralasan menimbang potensi kian panasnya duel lantaran posisi kedua kesebelasan di papan klasemen terbilang sengit. Saat ini Real Madrid berada di puncak dengan 18 poin, sementara Barcelona menghuni urutan dua dengan dua angka lebih sedikit.

Dengan asumsi jarak kedua tim masih sama hingga pekan kesembilan berlalu, kemenangan bakal membuat Barcelona menyalip Madrid, kemenangan yang sudah barang tentu diidam-idamkan oleh semua warga Catalunya.

Baca juga artikel terkait LIGA SPANYOL atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Rio Apinino