Menuju konten utama

Faktor Internal dan Eksternal Lahirnya Nasionalisme di Indonesia

Apa saja faktor internal dan eksternal lahirnya nasionalisme di Indonesia serta sejarah perkembangannya?

Faktor Internal dan Eksternal Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
Sejumlah aktivis Komunitas Sahabat Bumi mengibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Peda, di Kampung Pabean, Kecamatan Purwakarta, Cilegon, Banten, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.

tirto.id - Munculnya nasionalisme di Indonesia, tidak terlepas dari sebuah peristiwa masa lampau, tepatnya peristiwa pergerakan gerakan nasional.

Mengutip dari Nyoman Dekker dalam Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (1993: 1), disebutkan bahwa pergerakan nasional adalah salinan dari bahasa Belanda, yaitu Nationalistiche Beweging

Secara bahasa, pergerakan nasional terbagi menjadi dua kata, yakni pergerakan yang berarti suatu gerak menuju sesuatu hal. Kemudian, nasional yang berarti kebangsaan atau nasionalis.

Jadi, secara bahasa pergerakan nasional dapat diartikan sebagai suatu gerak yang memiliki sifat kebangsaan dengan tujuan mencapai kemerdekaan nasional.

Lantas, apa yang dimaksud dengan nasionalisme? Bagaimana prosesnya munculnya nasionalisme? Dan apa saja faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan lahirnya nasionalisme di Indonesia? Berikut penjelasannya.

Pengertian Nasionalisme

Ratna Hapsari dan M. Adil dalam Sejarah (2013: 332), menyebutkan bahwa kata nasionalisme berasal dari bahasa Inggris, yaitu nation atau natie dalam bahasa Belanda yang berarti bangsa atau perasaan kebangsaan.

Sementara itu, Hans Kohn yang dikutip dari Yuliani dalam Sejarah (2020: 8), menyatakan bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa.

Mengutip dari Modul Nasionalisme Bahan Ajar Latsar Gol. III Angkatan ke-37 (BPS), nasionalisme memiliki unsur-unsur pendukung, diantaranya perasaan nasional, watak nasional, batas nasional, bahasa nasional, peralatan nasional, dan agama.

Sejarah Muncul & Berkembangnya Nasionalisme

Nasionalisme sebagai sebuah paham, pertama kali berkembang di Eropa, tepatnya pada akhir abad pertengahan.

Di Indonesia paham tersebut muncul akibat adanya penjajahan dari bangsa Belanda. Kemunculan nasionalisme di Indonesia berbarengan dengan munculnya nasionalisme di berbagai negara kawasan Asia & Afrika.

Secara politis, kemunculan nasionalisme di negara-negara kawasan Asia& Afrika bertujuan mengusir penjajah asing, mendapatkan kemerdekaan, menghentikan eksploitasi ekonomi, dan membangun masyarakat yang bebas dari penderitaan, kesengsaraan, serta kemelaratan.

Adapun tujuan dari nasionalisme, yaitu (1) menjamin kesanggupan dan kekuata mempertahankan masyarakat nasional dalam melawan musuh dari luar; (2) Menjauhkan dari ekstrimisme yang menuntut berlebihan dari warga negara baik individu atau kelompok.

Faktor Internal & Eksternal

Nyoman Dekker dalam bukunya berjudul Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (1993: 10-17), nasionalisme yang muncul di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut ini disajikan penjelasan singkat dari kedua faktor tersebut.

Faktor Internal

- Adanya penderitaan yang dirasakan rakyat

Sejak VOC mempergunakan sistem ekonomi monopoli disertai dengan cara-cara kekerasan. Kemudian, berlanjut saat sistem tanam paksa, banyak terjadi penderitaan dan kemelaratan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Penderitaan-penderitaan tersebut yang kemudian menjadi sebab pokok timbulnya gerakan-gerakan kebangsaan dan munculnya partai atau organisasi nasional. Munculnya gerakan tersebut tidak terlepas dari peranan para kaum terpelajar yang saat itu sudah cukup banyak.

- Munculnya Politik Etis

Pada akhir abad ke-19 menuju awal abad ke-20, arah politik Belanda di Indonesia mulai berubah. Saat itu, muncul satu tokoh bernama Van Deventer yang menginisiasi untuk dikeluarkannya kebijakan Politik Etis.

Gagasan tersebut disampaikannya atas dasar Indonesia yang telah memberikan banyak keuntungan bagi Belanda. Ia menganggap wajar, apabila Belanda memberikan balas budi atas perilaku tersebut.

Adapun tiga gagasan utama dalam politik etis, yaitu:

  • Irigasi;
  • Edukasi;
  • Emigrasi

- Munculnya Kaum Terpelajar

Penerapan politik etis pada dasarnya tidak serta merta memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. Namun, satu dampak yang dirasakan baik ialah munculnya kaum terpelajar dari orang-orang Indonesia.

Perbaikan pendidikan ditanah jajahan melahirkan para pemikir dan penggerak menuju kemerdekaan.

Pergerakan pelajar ini tak lagi kedaerahan melainkan mulai menyatukan perjuangan dan suara dalam kongres pemuda, yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Faktor Eksternal

- Kemenangan Jepang Atas Rusia

Peristiwa ini terjadi pada tahun 1905, saat itu Jepang yang menyerang wilayah Manchuria harus berhadapan dengan Rusia. Akan tetapi, diluar dugaan Jepang berhasil memenangkan peperangan tersebut.

Sontak, kemenangan tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan negara-negara di kawasan Asia. Bangsa Asia mulai bangkit menentang penjajahan Barat termasuk Indonesia.

- Pergerakan Kebangsaan India

Penjajahan Inggris terhadap India membuat kaum muda terpelajar India membentuk All India National Congres. Salah satu tokoh yang ada di organisasi tersebut ialah Mahatma Gandhi.

Mahatma Gandhi merupakan sosok penting atas bangkitnya nasionalisme di India. Melalui gagasannya, yaitu ahimsa (melawan tanpa kekerasan), hartal (mogok kerja), satyagraha (tidak mau bekerjasama dengan pihak asing), dan swadeshi (tidak mau memakai produk luar negeri). Rakyat India mampu bangkit dan berhasil menentang penjajahan Inggris.

Infografik SC Faktor Lahirnya Nasionalisme

Infografik SC Faktor Lahirnya Nasionalisme. tirto.id/Sabit

Baca juga artikel terkait PELAJARAN SEJARAH atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Yandri Daniel Damaledo