Menuju konten utama

Fakta Sejarah Gerhana Bulan: Pertama, Terlama, Sampai Tergelap

Riwayat fakta gerhana bulan tergelap sepanjang sejarah disebabkan oleh letusan gunung api di Indonesia.

Fakta Sejarah Gerhana Bulan: Pertama, Terlama, Sampai Tergelap
Fenomena gerhana bulan parsial terlihat di langit Lombok, Mataram, NTB, Rabu (17/7/2019). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.

tirto.id - Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang seringkali menarik perhatian. Ada beberapa riwayat fakta menarik dalam sejarah gerhana bulan, dari yang tercatat pertama terjadi pada zaman sebelum masehi, berlangsung paling lama, hingga yang menimbulkan suasana paling gelap.

Penyebab gerhana bulan adalah tertutupnya sebagian atau keseluruhan bulan oleh bayangan bumi. Hal ini terjadi apabila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama. Dalam situasi itu, sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Berbeda dengan gerhana matahari yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, gerhana bulan dapat disaksikan tanpa takut merusak mata. Oleh sebab itu, fenomena ini menjadi perhatian banyak orang, terlebih gerhana bulan ini tidak sering terjadi. Tapi tentu saja, menikmati gerhana bulan akan lebih baik jika menggunakan kamera atau teleskop.

Gerhana Bulan Sebelum Masehi

S.M. Russell dalam jurnal The Observatory (1895) terbitan NASA Astrophysics Data System Abstract Service menyebutkan bahwa gerhana bulan pertama yang diketahui dari catatan atau buku terjadi 29 Januari 1137 Sebelum Masehi (SM). Russell menemukan data tersebut dari naskah lama Cina masa Dinasti Zhou yang diterbitkan pada 280 Masehi.

Selanjutnya, Aristophanes (488-385 SM) dalam drama komedinya bertajuk The Clouds (419 SM) pernah menyinggung peristiwa yang bisa dimaknai sebagai gerhana bulan. Seniman Yunani Kuno ini menggambarkan sesuatu tentang fenomena bulan yang terjadi dua tahun sebelumnya.

“[...] the moon deserted her course and the sun at once veiled his beam threatening, no longer to give you light [...],” sebut Aristophanes dalam The Clouds.

Masih di zaman Yunani Kuno, gerhana bulan kembali terjadi pada masa Perang Peloponnesos (431-404 SM), tepatnya tanggal 28 Agustus 413 SM, yang melibatkan Athena dan Sparta.

Lusius Mestrius Plutarkhos alias Plutarch, penulis terkenal yang diyakini sebagai salah satu pengikut Plato, menggambarkan gerhana bulan yang terjadi kala itu:

“Saat semua sudah siap, dan tidak ada musuh yang mengamati mereka, tidak mengharapkan hal seperti itu, bulan hilang cahayanya di malam hari [...],” tulisnya seperti tercatat dalam Plutarch's Lives of Illustrious Men: Corrected from the Greek and Revised (1876) suntingan John Dryden.

Gerhana Bulan Terlama

Tanggal 28 Juli 2018 berlangsung gerhana bulan dengan durasi paling lama yang pernah terjadi dan belum akan terulang lagi hingga seabad ke depan. Gerhana bulan total saat itu berlangsung selama 103 menit dan dapat dilihat di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua.

Lamanya durasi gerhana bulan ini bahkan sudah dapat diprediksi sebelumnya. “Diperkirakan gerhana mulai dari pukul 00.13 WIB dan berakhir pada pukul 06.30 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 03.00 hingga 04.13 WIB, durasinya cukup lama kurang lebih 103 menit," kata Kepala BMKG Manokwari, Denny Putiray, di Papua Barat, Rabu (4/7/2018).

Deni menambahkan, pada puncak gerhana bulan tanggal 28 Juli 2018 itu, bulan akan terlihat berwarna kemerah-merahan. Kondisi ini akan berlangsung cukup lama bahkan menjadi gerhana bulan terlama sepanjang abad ini.

Gerhana Bulan Tergelap

Dikutip dari Sciencenewsforstudents, dalam beberapa kejadian gerhana bulan, warna bulan bisa menjadi semakin gelap lantaran erupsi gunung berapi. Inilah yang terjadi saat berlangsungnya gerhana bulan pada 21 Januari 2019 lalu.

Warna bulan menjadi lebih gelap karena beberapa pekan sebelumnya terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau. Letusan yang diikuti oleh gelombang tsunami ini mengirimkan abu vulkanik hingga ketinggian 16 kilometer. Lantaran posisi matahari di selatan bumi, abu letusan menghalangi cahaya bulan sehingga bulan terlihat lebih gelap.

Namun, gerhana bulan tergelap sepanjang sejarah pernah terjadi jauh sebelumnya yang juga disebabkan oleh letusan gunung berapi di Indonesia. Dikutip dari Kompas (5/4/2015), erupsi besar Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1815 mengirimkan material dalam jumlah besar ke angkasa.

Akibatnya, gerhana bulan total yang terjadi tanggal 10 Juni 1816 menjadi gerhana bulan tergelap sepanjang sejarah. Tak ada warna merah seperti lazimnya karena bulan benar-benar hilang dan bumi menjadi gelap-gulita selama beberapa saat.

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN 2019 atau tulisan lainnya dari Wisnu Amri Hidayat

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wisnu Amri Hidayat
Penulis: Wisnu Amri Hidayat
Editor: Iswara N Raditya