Menuju konten utama

Fakta-fakta Demo Besar di China: Protes Lockdown Covid-19

Berikut fakta-fakta demonstrasi besar di China yang memprotes aturan lockdown Covid-19.

Fakta-fakta Demo Besar di China: Protes Lockdown Covid-19
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi selama protes di Beijing, Minggu, 27 November 2022. (Foto AP/Andy Wong)

tirto.id - Orang-orang di China sepakat turun ke jalan pada Minggu, 27 November 2022 waktu setempat untuk memprotes pembatasan Covid-19 (lockdown) yang mengurung jutaan orang di rumah.

DW memberitakan, ratusan penduduk menggelar protes sampai larut malam untuk menentang aturan ketat lockdown Covid-19 yang disalahkan sebagai penyebab kematian 10 orang dalam kebakaran apartemen.

Pemerintah China memberlakukan aturan ketat lockdown karena tinginya angka Covid di negara itu. Berdasarkan data terakhir pada hari Sabtu, Otoritas Kesehatan Beijing melaporkan setidaknya ada 2.454 kasus baru Covid dalam 15 jam terakhir.

Situasi Demonstrasi di China

Pada hari Minggu, ratusan mahasiswa dari Universitas Tsinghua Beijing berkumpul untuk memprotes aturan lockdown. Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengakhiri kebijakan itu sembari berteriak “kebebasan akan menang”.

Seperti dikutip Al Jazeera dari AFP, seorang mahasiswa di Tsinghua mengatakan, mereka mengadakan pertemuan pada hari Minggu pukul 11.30 waktu setempat ketika para mahasiswa “memegang tanda” di pintu masuk kantin, kemudian semakin banyak orang bergabung.”

“Ada 200 sampai 300 orang… Kami menyanyikan lagu kebangsaan dan Internationale, dan meneriakkan 'kebebasan akan menang'” kata mahasiswa itu. Kendati demikian, sampai saat ini, pemerintah China belum memberikan tanggapan mengenai peristiwa ini.

Ratusan orang di Wuhan juga melakukan protes, itu tempat kasus Covid pertama kali muncul di tahun 2019. Orang-orang berkumpul di malam hari di sebuah jalan pusat kota. Mereka bersorak dan merekam aksi protes dengan ponsel mereka.

Protes juga memanas di Shanghai. AP News memberitakan, polisi setempat sampai menggunakan semprotan merica untuk memukul mundur sekitar 300 pengunjuk rasa.

Demo di Shanghai itu disebabkan kematian sekitar 10 orang dalam kebakaran apartemen pekan lalu di Urumqi wilayah Xinjiang.

Kematian akibat kebakaran di Urumqi memicu pertanyaan tentang apakah petugas pemadam kebakaran dihalangi oleh pintu yang terkunci. Pihak berwenang membantahnya, tetapi peristiwa itu telah memicu kemarahan publik.

Pemerintah Presiden Xi Jinping sedang menghadapi gelombang demonstrasi atas kebijakan “nol Covid” yang telah menutup akses ke berbagai wilayah di seluruh China. Aturan ini menyebabkan tingkat infeksi di China lebih rendah daripada Amerika Serikat dan negara lain.

Akan tetapi, warga mengeluh tentang biaya ekonomi, bisnis yang tutup dan keluarga diisolasi selama berminggu-minggu, akses makanan dan obat-obatan yang terbatas.

Para pemimpin di China pada bulan lalu berjanji untuk membuat pembatasan yang tidak terlalu mengganggu dengan melonggarkan karantina dan aturan lainnya, tetapi mengatakan mereka tetap berpegang pada kebijakan "nol Covid".

Alasan otoritas lokal memberlakukan pembatasan adalah peningkatan infeksi yang mendorong kasus harian di atas 30.000. Tetapi warga mengeluhkan aturan itu melebihi yang diizinkan oleh pemerintah nasional.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya