Menuju konten utama

Fadli Zon: Pengusutan Indonesia Barokah Bisa Selesai Hanya 2 Jam

Anggota Dewan Pengarah BPN Fadli Zon menilai pengusutan terhadap kasus Tabloid Indonesia Barokah yang saat ini ditangani Bareskrim bisa selesai hanya dalam waktu dua jam.

Fadli Zon: Pengusutan Indonesia Barokah Bisa Selesai Hanya 2 Jam
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fadli Zon yakin bahwa pengusutan kasus Tabloid Indonesia Barokah bisa selesai dalam dua jam jika dikerjakan secara serius.

"Nah, sekarang Bareskrim harus mengusut itu. Kalau mengusut menurut saya, dua jam juga selesai itu. Pasti diketahui siapa otak dibelakangnya, di mana percetakannya. Dua jam, lah," kata Fadli saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Minggu (27/1/2019).

Fadli mengatakan banyak kepalsuan yang ditemukan di tabloid tersebut, termasuk alamat palsu. Namun, Fadli menilai cara polisi menangani persoalan ini justru cenderung diskriminatif.

"Pernyataan-pernyataan pihak kepolisian, kan, ada kecenderungan membela. Ini, kan, merugikan pihak kepolisian sendiri. Mbok, ya netral dulu lihat dan selidiki," kata Fadli.

Fadli membandingkan kasus ini dengan kasus media serupa yang sempat ramai pada masa Pemilu 2014, yakni Obor Rakyat. Namun, Obor Rakyat justru cenderung menjatuhkan kubu Jokowi, berbeda dengan Tabloid Indonesia Barokah.

"Dulu, kan, yang Obor Rakyat juga diusut, kemudian mereka menjalani hukuman, jadi saya kira jangan diskriminatif," kata Fadli.

Fadli juga meminta kasus keberadaan Tabloid Indonesia Barokah segera diusut dengan tuntas dan jangan dibakar terlebih dahulu, karena penting untuk menjadi barang bukti.

"Saya kira bagus sarannya Pak JK [Jusuf Kalla menyarankan untuk membakar Tabloid Indonesia Barokah]. Tapi sebelum dibakar, sebaiknya dilaporkan dulu sebagai alat bukti gitu ya, alat bukti bahwa ada penyebaran hoaks seperti ini di banyak tempat," kata Fadli.

Tabloid Indonesia Barokah tertulis terbit pada Desember 2018, tetapi baru mulai menjadi bahan pembicaraan pada Selasa (22/1/2019).

Tabloid itu mengusung tajuk berjudul “Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?” dengan semua huruf kapital. Gambar di halaman depan menampilkan karikatur orang memakai sorban dan memainkan dua wayang.

Dari laporan yang diangkat, yang paling menarik disorot adalah Laporan Utama (halaman 5) dan Liputan Khusus (halaman 6). Laporan Utama menurunkan berita berjudul “Prabowo Marah, Media Dibelah.”

Isi laporan itu adalah soal tuduhan bahwa Prabowo terlibat, atau minimal punya kepentingan besar di balik Reuni 212. Ini ditunjukkan ketika ia marah-marah ke media yang dianggap mengecilkan jumlah massa yang mengikuti acara.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Politik
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri