Menuju konten utama

Fadli Zon Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Bebas Visa

Menyusul ditangkapnya dua tentara Amerika Serikat yang diduga menyusup dalam acara HUT TNI ke-72, Fadli Zon meminta agar kebijakan bebas visa dievaluasi.

Fadli Zon Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Bebas Visa
Joko Widodo dan Jusuf Kalla didampingi Fadli Zon dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang tiba di lokasi pembukaan Sidang Paripurna DPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon meminta agar pemerintah mengevaluasi kebijakan bebas visa. Hal itu menyusul ditangkapnya dua tentara Amerika Serikat yang diduga menyusup dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-72 yang diselenggarakan di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, pada Kamis (5/10/2017).

“Kebijakan bebas visa itu, harus betul-betul dievaluasi karena kebijakan itu membuat orang mudah sekali untuk masuk dengan tujuan-tujuan yang belum tentu sebagai wisatawan,” kata Fadli, di Gedung Nusantara III, Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (9/10/2017).

Fadli menilai, kebijakan bebas visa tersebut membuat orang mudah sekali untuk masuk dengan tujuan-tujuan yang belum tentu sebagai wisatawan, misalnya kejahatan narkoba, terorisme dan tindak kejahatan lainnya yang tidak resiprokal.

Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, salah satu yang membuat Indonesia sebagai negara mudah sekali disusupi secara fisik adalah kebijakan bebas visa ini. “Harus benar-benar punya ketelitian ya, jangan sampai ada penyusupan dan sebagainya,” kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR, Arwani Thomafi mengatakan, dalam konteks ini Komisi I sering menyampaikan pentingnya pengawasan terhadap orang-perorang yang berkunjung ke Indonesia, termasuk pejabat militer maupun non-militer.

Politikus PPP ini mengatakan, perlu ada prioritas pengawasan karena berbeda dengan masyarakat sipil sehingga proses secara hukum harus dikedepankan.

“Ada atau tidak dokumen yang belum dipenuhi orang tersebut dan apakah ada hal-hal yang masuk kategori pelanggaran keimigrasian ataupun tindakan yang mencurigakan, misalnya tindakan spionase,” kata Arwani.

Arwani menuturkan, jika ada upaya-upaya tersebut, maka dibutuhkan sikap tegas karena kalau hanya ingin melihat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI cukup melalui siaran televisi, tidak perlu datang langsung ke lokasi HUT TNI.

Arwani khawatir justru bukan dalam rangka ingin melihat secara rinci Alutsista Indonesia, namun ada tujuan-tujuan lain yang lebih strategis dari sekedar tahu senjata Indonesia seperti apa.

Sebelumnya, dua orang tentara Amerika Serikat diduga mencoba menyusup lokasi acara HUT TNI ke-72 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten.

Kedua warga negara AS itu berinisial ZM dan BM, ditangkap karena diduga hendak melakukan penyusupan pada Rabu (4/10/2017) sekitar pukul 13.00 WIB, kemudian keduanya diinterogasi pihak TNI.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Wuryanto mengatakan, pihaknya telah menyerahkan dua tentara tersebut ke Kedubes Amerika Serikat, sesaat setelah dilakukan proses interogasi.

Menurut Wuryanto, terkait sanksi dan sebagainya masih dibahas oleh pihak TNI sebagai akibat perbuatannya itu.

Baca juga artikel terkait HUT TNI KE-72 atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz