Menuju konten utama

Fadli Zon Beri Saran Beberapa Tempat Diberi Nama Tan Malaka

Fadli memberi saran agar beberapa tempat yang pernah disinggahi Tan Malaka, diberikan nama pahlawan nasional tersebut.

Fadli Zon Beri Saran Beberapa Tempat Diberi Nama Tan Malaka
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon. Antara foto/M Agung Rajasa.

tirto.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan bahwa tokoh besar Tan Malaka layak diberikan penghargaan karena kontribusinya dalam mendirikan negara republik Indonesia dan berjuang melawan penjajah Belanda.

Hal itu disampaikan Fadli dalam diskusi bertajuk "Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka" di Ruang Operation Room, Gedung Nusantara, Jakarta, Senin (27/3/2017)

"Kita harus memberikan penghargaan kepada tokoh besar seperti Tan Malaka," kata Fadli.

Untuk itu, Fadli mengapreasi Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh, Sumatera Barat yang menghormati Tan Malaka dengan cara memberi nama jalan sepanjang 45 kilometer dengan nama sang pejuang.

Selain itu, Fadli juga memberi saran agar beberapa tempat yang pernah disinggahi Tan Malaka, diberikan nama pahlawan nasional tersebut.

"Misalnya Tan Malaka pernah singgah di Kalibata, di daerah itu bisa diberikan nama Tan Malaka sebagai nama jalan," ujar Fadli yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Ia juga menjelaskan bahwa Tan Malaka adalah tokoh nasionalis dan muslim yang banyak melakukan aktivitas di kancah nasional hingga internasional.

Tan Malaka, kata Fadli, banyak memberikan ide dan gagasan kebangsaan, salah satunya membuat buku terkait pemikiran Indonesia menjadi negara republik di tahun 1925.

"Itu monumental dan gagasan kebangsaan itu menjadi banyak perbincangan," katanya.

Sementara itu, peneliti asal Belanda, Harry Poze menyampaikan 14 karakter yang dimiliki Tan Malaka, antara lain sebagai seorang Minangkabau, Tan Malaka banyak dipengaruhi oleh latar belakang tanah kelahirannya.

Harry mencontohkan, seperti tradisi masyarakat Minang, Tan Malaka merantau ke berbagai tempat. Dalam buku karangan Tan Malaka, ia juga banyak melakukan sindiran dalam bahasa Minangkabau.

"Lalu watak Tan Malaka yang lain adalah sebagai komunis-nasionalis karena pada tahun 1920-an PKI menjadi satu-satunya partai politik yang berdasarkan nasionalis. Lalu saat itu Syarikat Islam dekat dengan PKI seperti Haji Misbach dan dalam kurun waktu tahun 1926-1927 banyak kiai ikut memberontak melawan Belanda," katanya.

Selain itu, Harry juga menjelaskan berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Tan Malaka menjadi agen Komunis Internasional (Komintern) untuk mendirikan partai politik berhaluan komunis di Asia.

Dia mengatakan dirinya menemukan beberapa surat Tan Malaka kepada Komintern yang melaporkan kegiatannya dalam berbagai bahasa seperti Belanda, Melayu, dan Jerman.

Baca juga artikel terkait TAN MALAKA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto