Menuju konten utama

Facebook dan Amazon Pakai AI untuk Deteksi Selera Iklan Penggunanya

AI menciptakan ikatan antara pelanggan dan menawarkan produk yang diselaraskan dengan preferensi individual mereka.

Facebook dan Amazon Pakai AI untuk Deteksi Selera Iklan Penggunanya
Ilustrasi iklan Facebook. AP Photo/Jeff Chiu

tirto.id - AI atau Artificial Intelligence menjadi salah satu teknologi termutakhir yang dibahas di Economy Internet Summit yang digelar di Hong Kong, Selasa (16/4/2019).

AI telah merajai berbagai perangkat digital termasuk media sosial salah satunya Facebook. Di jejaring sosial ini, iklan yang dilihat pengguna dipilih berdasarkan perhitungan algoritma. Bahkan, apa yang disukai pengguna di masa depan dapat ditebak oleh Facebook.

Giulio Chiribela, akademisi Universitas Hong Kong yang menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut mengatakan, hal yang sama juga diterapkan di Amazon.

"Ketika kita berbelanja online, seperti Amazon, riwayat pembelian kita digunakan untuk menebak barang apa kiranya yang kita mau beli di masa depan,” ujarnya dikutip South China Morning Post.

Chiribela menambahkan, Facebook dan Amazon menggunakan AI untuk menciptakan ikatan antara pelanggan dan menawarkan produk yang diselaraskan dengan preferensi individual mereka. Namun, beberapa pihak menganggap bahwa AI akan membuat segala sesuatunya menjadi tidak privat lagi.

Dr. Nigel Duffy, ketua inovasi global AI di EY Global Artificial menolak pandangan tersebut. Ia justru percaya bahwa AI akan membuat dunia ini lebih manusiawi.

“Ini akan memberikan kita kebebasan seperti yang belum pernah kita bayangkan. Ini memiliki potensi untuk mengembangkan kehidupan sosial secara luas di aspek kesehatan, pemukiman, penataan kota, dan transportasi,”

Bermacam peran dan tugas dapat dilakukan oleh AI, artinya pegawai dan organisasi akan beroperasi dengan informasi dan inteligensi leih untuk menyelesaikan tugas lebih cepat dan lebih baik,” imbuhnya.

Cara kerja AI pada perangkat digital selama ini adalah mengurangi prosedur pengulangan, sehingga seseorang dapat menghemat waktu dan tenaga. Di sektor yang lebih nyata, seperti pembangunan, manajerial, kesehatan profesional, AI dapat menjadi alat yang berguna bagi pasien, dan berguna bagi badan-badan usaha menghemat waktu dan sumber daya, yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk unik yang sesuai dengan kebutuhan individu.

Sebagai contoh, perusahaan dagang berbasis digital terbesar kedua di Cina, JD.com, yang melayani lebih dari 350 juta pelanggan menggunakan AI untuk perusahaan mereka. AI diterapkan pada pada audio, bahasa alami dan semantik, grafik pengetahuan, computer vision, dan machine learning.

“Teknologi mutakhir ini membuat dampak signifikan dalam membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menambah pengalaman,” kata Xiaodong He, Wakil Presiden Teknik dan Deputi Manajer Direktur di Penelitian AI JD.com.

JD.com menggunakan teknologi tersebut seperti pemrosesan bahasa natural dan mesin pembelajaran (machine learning), yang di desain untuk mengenali tujuh emosi, kemudian memberikan tanggapan berdasarkan situasi untuk memperbaiki mood pengguna dan mengirimkan percakapan kepada agen manusia jika dibutuhkan.

Acara Economy Internet Summit bertajuk “Digital Economy – Redefines Our Future” ini diadakan sebagai hasil kerja sama pemerintah Hong Kong dan Cyberport, taman bisnis kota yang yang dibentuk oleh sekitar seribu perusahaan digital teknologi yang diharapkan menarik 2 ribu pengusaha, ikon industri, dan eksekutif di area tersebut.

Acara ini dibagi menjadi dua sesi, seperti dilansir Asia One, yang salah satu sesinya mengenai Visionary Forum. Di forum ini, para petinggi perusahaan teknologi berbagi ilmunya kepada peserta, seperti dari Alibaba Group, Amazon, Twitter, akademisi UC Berkeley School of Information, World Economic Forum, EY Global Artificial Intelligence, dan Kementerian Ekonomi dan Komunikasi Estonia.

Bagaimana teknologi mempengaruhi pencapaian bisnis juga disampaikan melalui Chamber Forum pada sore harinya. Hari Kedua akan diisi oleh empat spesialis yang akan menerangkan bagaimana inovasi akan mentransformasi dan membentuk ekonomi baru.

Empat pembicara adalah dari Fin Tech Forum, komunitas para ahli keuangan dan teknologi, Hong Kong Science and Technology Park (HKSTP), Hong Kong Productivity Council (HKCP), dan Hong Kong Applied Science and Technology Institute (ASTRI). Masing-masing sesi akan membahas tentang AI 4.0 dan keamanan siber.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis