Menuju konten utama

FAA: Kasus Kecelakaan Ethiopian Airlines Mirip Lion Air

Berdasarkan bukti baru yang ditemukan, FAA mengatakan kasus Ethiopian Airlines mirip dengan jatuhnya Lion Air.

FAA: Kasus Kecelakaan Ethiopian Airlines Mirip Lion Air
Ethiopian Airlines Boeing 737-800 diparkir di Bandara Internasional Bole di Addis Ababa, Ethiopia. Sebuah pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 yang mengangkut 157 orang jatuh tak lama setelah lepas landas dari ibukota Ethiopia Minggu, 10 Maret 2019 menewaskan semua orang di atas kapal, kata pihak berwenang. AP Photo/Ben Curtis

tirto.id - Boeing melarang seluruh armada 737 Max untuk diterbangkan secara global setelah penyelidik menemukan bukti baru di lokasi kecelakaan Ethiopian Airlines.

Dilansir dari BBC, perusahaan AS pembuat pesawat tersebut mengatakan akan menangguhkan semua 371 pesawat. Sementara, bukti serta data satelit yang mendesak keputusan untuk melarang pesawat itu sementara, kata Administrasii Penerbangan Federal (FAA).

Dalam penyelidikan, FAA memiliki tim yang bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional untuk menyelidiki lokasi kecelakaan.

Pihak FAA, Dan Elwell, mengatakan pada hari Rabu (13/3/2019), “Hal ini menjadi jelas bagi semua pihak bahwa pola penerbangan Ethiopian Airlines tampak mendekati dan sangat mirip dengan penerbangan Lion Air yang jatuh Oktober lalu.”

“Bukti yang kami temukan di darat membuatnya bahkan lebih memungkinkan bahwa pola penerbangannya hampir serupa dengan Lion Air,” katanya lagi.

Presiden Donald Trump pada awalnya mengumumkan, FAA akan membuat perintah darurat setelah informasi baru dan bukti fisik yang diterima dari situs dan lokasi lain.

Pimpinan Boeing, Dennis Muilenberg mengatakan, “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memahami penyebab kecelakaan bersama dengan para penyidik, meningkatkan keselamatan dan membantu untuk memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi.”

Basis data Federal juga mengungkapkan, para pilot telah menyatakan perihal yang menyangkut masalah autopilot pesawat dan mengenai hidung pesawat yang miring sesaat setelah lepas landas.

Sebelumnya, diberitakan semua 157 penumpang dan awak kabin tewas dalam kecelakaan hari Minggu (10/3/2019) lalu. Ethiopian Airlines mengatakan pada hari Kamis (14/3/2019), black box dari pesawat terkait telah diterbangkan ke Paris untuk dianalisis.

"Delegasi Ethiopia yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan telah menerbangkan Perekam Data Penerbangan dan Perekam Suara Cockpit ke Paris, Prancis untuk diselidiki," kata maskapai tersebut.

Pada hari Senin (11/3/2019), Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia menangguhkan semua 737 penerbangan Max masuk dan keluar Australia. Tindakan itu mengikuti keputusan China untuk sementara mendaratkan 737 pesawat Max yang beroperasi di negara itu.

Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat mengisyarakat larangan penerbangan semua pesawat 737 Max yang beroperasi di wilayah Amerika. Keputusan itu datang setelah Presiden Donald Trump mengkritik pesawat itu, "pesawat menjadi terlalu kompleks untuk terbang."

Pimpinan Association of Flight Attendants-CWA, Sarah Nelson mengatakan: "Hidup harus selalu didahulukan. Tetapi mereka juga dipertaruhkan. Dan merek itu bukan hanya Boeing. Ini Amerika. Amerika yang dimaksud yakni dalam penerbangan internasional dan ekstensi di dunia yang lebih luas, lebih umum, bahwa kita menetapkan standar untuk keselamatan, kompetensi, dan kejujuran dalam tata kelola penerbangan.”

Setelah diberitakannya, saham Boeing ditandai lebih tinggi 377 dolar AS, namun nilai pasar perusahaan jatuh hampir 26 miliar dolar AS sejak kecelekaan tersebut.

Baca juga artikel terkait ETHIOPIAN AIRLINES atau tulisan lainnya dari Adrian Samudro

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Yantina Debora