Menuju konten utama

Eva Bande dan Sedulur Sikep Terima Penghargaan Yap Thiam Hien 2018

Penghargaan ini menjadi semangat bagi mereka untuk terus menjaga kelestarian lingkungan di Pegunungan kendeng.

Eva Bande dan Sedulur Sikep Terima Penghargaan Yap Thiam Hien 2018
Akademisi yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kedeng (JM-PPK) melakukan aksi mengecor kaki di depan Kedubes Jerman, Rabu (9/5/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Pejuang hak petani Eva Susanti Hanafi Bande dan aktivis lingkungan Sedulur Sikep menerima penghargaan Hak Asasi Manusia Yap Thiam Hien 2018, Senin (21/01/2019).

Tokoh Sedulur Sikep, Gunretno mengatakan penghargaan ini menjadi semangat bagi mereka untuk terus menjaga kelestarian lingkungan.

"Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kami terus berjuang untuk melestarikan lingkungan dan menjadi semangat di saat perjuangan kami mentok," ujar Gunretno kepada Tirto usai pemberian penghargaan Yap Thiam Hien, di Auditorium Perpustakaan Nasional Senin (21/01/2019).

Ungkapan serupa juga disampaikan aktivis perempuan yang akrab disapa Eva Bande, yang pernah menjalani hukuman karena sikapnya memperjuangkan hak petani.

"Ini sebagai pemantik untuk perjuangan yang lebih luas, tidak hanya bagi saya tapi juga bagi seluruh petani yang sedang berjuang di lapangan agraria," tutur Eva.

Eva mengakui, perjuangan agraria di rezim Jokowi rakyat lebih mendapat tempat, tapi belum cukup. Eva berharap Jokowi mau terjun langsung menyelesaikan sengketa.

Sedulur Sikep merupakan masyarakat adat yang menghuni Pegunungan Kendeng yang membentang di Pulau Jawa bagian utara. Mereka berjuang untuk mempertahankan pegunungan karst dari ancaman penambangan yang dilakukan pabrik semen.

Sedangkan Eva Bande merupakan aktivis perempuan yang dihukum karena mengadvokasi petani untuk memprotes tindakan perusahaan sawit. Dia dituduh menghasut petani atas unjuk rasa yang berakhir ricuh. Eva dibebaskan tahun 2014 setelah Jokowi memberikan grasi.

Baca juga artikel terkait KONFLIK AGRARIA atau tulisan lainnya dari Widia Primastika

tirto.id - Hard news
Reporter: Widia Primastika
Penulis: Widia Primastika
Editor: Zakki Amali