Menuju konten utama

Europol: Kejahatan Siber Makin Sering Dilakukan lewat ATM

Para penjahat siber sudah sadar bahwa ATM tidak hanya bisa diserang secara fisik, namun sangat mungkin juga mengakses mesin itu melalui jaringan bank.

Europol: Kejahatan Siber Makin Sering Dilakukan lewat ATM
Nasabah bertransaksi keuangan melalui mesin ATM Bank BRI di Jakarta, Rabu (2/11). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Europol pada Selasa (26/9/2017) waktu Den Haag mengungkapkan, kejahatan siber kini semakin sering diakses lewat mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) melalui jaringan bank. Para penjahat siber itu segera menjemput uang curian mereka bersama skuat kurirnya yang sudah siaga di ATM.

"Malware yang digunakan telah berkembang signifikan dan cakupan serta skala serangan sudah tumbuh secara proporsional,” kata Steven Wilson, yang mengepalai pusat kejahatan siber EC3 Europol.

“Sebelumnya para penjahat menggunakan perangkat skimming fisik atau USB atau CD untuk memasang malware di dalam ATM, namun sejak 2015 sebuah tren baru dan melemahkan... bergerak semakin cepat," kata Europol dalam laporannya sebagaimana dikutip Antara.

"Para penjahat sudah sadar bahwa ATM tidak hanya bisa diserang secara fisik, namun sangat mungkin juga mengakses mesin itu melalui jaringan [bank]," menurut laporan yang diterbitkan bersama dengan perusahaan perangkat lunak keamanan Trend Micro itu.

Salah satu trik yang digunakan peretas adalah mengirimkan surel phishing kepada pegawai bank yang setelah dibuka berisi perangkat lunak untuk menembus jaringan komputer internal bank.

Phishing adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti User ID, Password dan data-data sensitif lain dengan menyamar sebagai orang atau organisasi berwenang melalui sebuah surel menurut laman ITB Network Information Center.

"Setelah ATM masuk target dan diperintahkan untuk mengeluarkan uang, para "kurir" uang curian yang sudah bersiap akan mengambil uang tersebut dan pergi," terang Wilson.

Europol memperingatkan bahwa insiden penargetan ATM kemungkinan akan meningkat di masa mendatang.

"Di masa lalu, bank-bank mungkin berpikir pemisahan jaringan cukup untuk menjaga keamanan jaringan ATM dari para penjahat siber," kata Europol sebagaimana dikutip kantor berita AFP. "Kasusnya tidak lagi demikian."

Badan kepolisian itu juga mengatakan bahwa "organisasi-organisasi finansial perlu menjalankan lebih banyak tindakan untuk mengamankan instalasi ATM mereka dengan mengerahkan lebih banyak lapisan keamanan.

Selain menyampaikan laporan publik, Europol juga menyampaikan laporan privat yang memberikan rincian kepada institusi-institusi untuk meningkatkan pengamanan ATM mereka dari pembajakan.

Baca juga artikel terkait KEJAHATAN SIBER atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari