Menuju konten utama

Etika Melangkahi Makam, Said Aqil: Saya Saja Enggak Berani

"Kalau warga NU, tidak berani sama sekali. Pasti takut kualat. Enggak berani. Saya aja enggak berani," kata Said Aqil.

Etika Melangkahi Makam, Said Aqil: Saya Saja Enggak Berani
Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj (kiri) memberikan keterangan kepada media di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (24/10/2018). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengaku dirinya tak berani melangkahi makam, karena untuk warga Nahdlatul Ulama ada ketakutan kualat. Hal tersebut ketika ditanya etika melangkahi makam, terlepas dari konteks politik yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Kalau warga NU, tidak berani sama sekali. Pasti takut kualat. Enggak berani. Saya aja enggak berani," kata Said Aqil ketika ditanya reporter Tirto, di Jakarta Pusat, Senin (12/11/2018) malam.

Kendati ia mengaku tidak tahu dan minim komentar ketika ditanya bagaimana etikanya bagi warga non-NU.

"Tidak tahu," katanya singkat.

Hal senada juga dikatakan oleh salah satu pengurus besar PBNU Robikin Emhas. Ia mengatakan bahwa sudah menjadi akhlak dan adab seorang muslim untuk memperlakukan makam sepatutnya.

"Ini di luar konteks politik. Islam itu selain aqidah dan syariat itu, ada masalah akhlak. Berakhlak itu tidak hanya dengan manusia, tapi juga dengan Allah. Manusia dengan seluruh ciptaan Allah. Itulah kenapa ajaran agama tidak boleh menyiksa binatang itu karena pertimbangan akhlak. Nah, termasuk juga dalam memperlakukan orang meninggal dunia, juga ada akhlaknya," kata Robikin sesaat setelah Said Aqil meninggalkan lokasi.

Robikin mengatakan, syariat bagi seorang muslim ketika ada orang meninggal dunia adalah dimandikan, dikafani, disalati, dan dikubur.

"Namun akhlaknya dan adabnya, ketika sudah ada di kuburan, kuburan itu tidak diperlakukan dengan tidak sepatutnya. Itu soal adab," kata Robikin.

"Kalau orang nanya, apa ayat Quran dan hadistnya? Nah, dalam banyak hal, akhlak itu adalah soal moral. Nabi tidak diutuskan ke dunia ini kecuali untuk menyempurnakan akhlak. Ini bukan soal politik ya. Kembali lagi ke adab," lanjutnya.

Beberapa waktu lalu, Sandiaga S Uno yang melangkahi makam ulama sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri di Kompleks Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

Dalam sebuah video yang viral di media sosial tampak Sandiaga sedang melakukan tabur bunga di makam KH Bisri Syansuri.

Setelah selesai, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terlihat melangkahi makam tersebut untuk beralih menabur bunga ke makam lain. Sedangkan Prabowo yang hadir dalam kegiatan itu memilih memutar ketimbang melangkahi makam.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri