Menuju konten utama

Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 Jatuh, Tak Ada yang Selamat

Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET-302 ini mengangkut 149 penumpang dan 8 awak pesawat.

Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 Jatuh, Tak Ada yang Selamat
Pesawat Ethiopian Airlines. FOTO/Antaranews

tirto.id - Pesawat Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Minggu (10/3/2019) waktu setempat. Menurut laporan BBC, dipastikan semua penumpang dan kru tewas dalam kecelakaan ini.

Pesawat tipe Boeing 737 Max 8 dengan nomor penerbangan ET-302 ini mengangkut 149 penumpang dan 8 awak pesawat dalam penerbangan dari ibu kota Ethiopia ke Nairobi di Kenya.

Dari total 149 penumpang tersebut, 32 orang berasal dari Kenya, 18 orang dari Kanada, 9 orang berasal dari Ethiopia, 8 orang Italia, 8 orang dari Cina, 8 orang Amerika, 7 berasal dari Inggris, 7 warga negara Prancis, 6 orang Mesir, 5 orang Jerman, 4 orang India, dan 4 orang dari Slovakia.

Sejumlah staf Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi korban dalam kecelakaan ini karena akan ada konferensi PBB yang digelar di Nairobi pekan ini. Belasan staf PBB yang akan mengikuti konferensi ini menggunakan pesawat Ethiopian Airlines menuju Nairobi.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 08.44 waktu setempat, enam menit setelah Boeing 737 Max 8 yang berumur beberapa bulan ini lepas landas.

Pesawat lain dengan model yang sama milik Lion Air juga mengalami kecelakaan sekitar lima bulan lalu. Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 menabrak perairan Tanjung Pakis, Karawang dan menewaskan 189 orang di dalamnya.

Direktur Eksekutif World Food Program (WFP), David Beasley mengatakan ada stafnya yang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Ia menuliskan ucapan belasungkawa melalui akun Twitter pribadi @WFPChief.

"Keluarga WFP berduka hari ini. Staf WFP menjadi termasuk dalam daftar penumpang Ethiopian Airlines. Kami akan melakukan berbagai cara untuk membantu keluarga yang sedang berduka saat ini. Tolong bantu doakan mereka," ujar Beasley.

Dilansir CNN, sebanyak 19 staf PBB meninggal dalam kecelakaan ini. Menurut data Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB, 19 staf itu terdiri dari 6 staf WFP, dua staf UNHCR, dua staf dari ITU, FAO, IOM di Sudan Selatan, Bank Dunia, dan Misi Bantuan PBB di Somalia (UNSOM) masing-masing kehilangan satu staf, serta 6 staf dari Kantor PBB di Nairobi (UNON).

CEO Ethipian Airlines, Tewolde GebreMariam mengatakan pilot melaporkan kesulitan teknis setelah lepas landas dan meminta izin untuk kembali ke Addis Ababa. Dia mengatakan pilot telah terbang lebih dari 8.000 jam dan memiliki "rekam jejak terbang yang sangat baik."

Saat ini, tidak jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu. Penyelidik sedang mencari perekam data penerbangan (flight data recorder). GebreMariam, yang mengunjungi lokasi juga mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pesawat itu mendarat atau melakukan pendaratan darurat.

"Karena ini adalah insiden baru, kami belum dapat menentukan penyebabnya. Seperti yang saya katakan, ini adalah pesawat baru tanpa masalah teknis, diterbangkan oleh pilot senior dan tidak ada alasan yang dapat kami utarakan saat ini," kata GebreMariam seperti dikutip CNN.

Baca juga artikel terkait ETHIOPIAN AIRLINES atau tulisan lainnya dari Fahlemi Faradela

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fahlemi Faradela
Editor: Dipna Videlia Putsanra