Menuju konten utama

Estonia, Negara Digital Tempat Tumbuh Suburnya Startup

Estonia jadi rumah bagi 200-an startup. Ada empat startup berstatus unicorn di negara yang memiliki 1,3 juta penduduk.

Estonia, Negara Digital Tempat Tumbuh Suburnya Startup
Ilustrasi start up. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Heidy Heinpalu, manajer aplikasi Skype pernah berujar soal rasa bangga kepada negaranya “Finlandia punya Nokia. Estonia tak punya apa-apa. Tapi setelah Skype lahir, warga Estonia menjadikan aplikasi tersebut kartu nama mereka.”

Skype adalah aplikasi voice over internet protocol (VoIP) populer didirikan oleh Jaan Tallinn, Junus Friis, dan Niklas Zennstrom pada 2003. Di awal status menjadi “perusahaan rintisan” Skype memperoleh pendanaan sebesar $76,8 juta. Ia kemudian menjadi salah satu startup bergelar “unicorn,” gelar yang diberikan pada startup dengan valuasi lebih dari $1 miliar.

Pada 2011, euforia terhadap aplikasi Skype menjadi-jadi tak hanya di Estonia tapi dunia. Microsoft, raksasa teknologi yang didirikan Bill Gates, membeli Skype dengan mahar $8,3 miliar. Skype seketika jadi simbol kesuksesan bagi Estonia.

Dalam laporan yang diterbitkan Wired, berjudul Online Biz is Booming in Estonia mengungkap Estonia merupakan negeri digital. Laporan World Economic Forum yang dijabarkan Wired mengungkap “Estonia menduduki posisi ke-8 dari 82 negara yang mempraktikkan internet secara aktif dan berada di posisi kedua sebagai negeri pengguna e-banking terbanyak dan nomor 3 dalam penerapan e-goverment.”

Toomas Somera, eksekutif perusahaan telekomunikasi di Estonia mencoba menggambarkan bagaimana dunia digital begitu nyata di Estonia “bila orang Perancis suka minum wine dan orang Jerman menikmati malamnya menikmati bir bersama teman-temannya, maka orang Estonia lebih memilih duduk di belakang komputer, berselancar di dunia maya dan ngobrol dengan kawannya melalui ponsel.”

Estonia sukses menghemat $200 ribu untuk urusan dokumen. Mereka meninggalkan kertas dan beralih sepenuhnya ke digital, seperti yang terjadi pana penerapan pemilihan umum dengan surat suara digital. Somera dan semua warga Estonia barangkali ingin menegaskan bahwa Estonia “benar-benar digital.” Penulisan populer di e-mail atau e-commerce untuk menggambarkan majunya dunia digital, sebutan Estonia ditulis menjadi E-stonia.

Infografik Dunia Startup Estonia

Estonia Surga Startup

Salah satu bukti Estonia merupakan negeri yang “benar-benar digital” ditunjukkan oleh dunia startup. Mengutip laporan Startup Estonia, pendanaan bagi startup-startup Estonia terus merangkak naik tiap tahun. Hingga setengah tahun berjalan, pendanaan pada 2018 telah mencapai €245,7 juta. Ini melebihi setengah jumlah pendanaan yang diterima tahun lalu hanya €272,2 juta. Pada 2016, dunia startup Estonia memperoleh kucuran dana senilai €105,7 juta.

Estonia kini jadi rumah bagi 200-an startup, tercatat ada empat startup berstatus unicorn di negara yang hanya dihuni 1,3 juta penduduk ini. Keempat startup tersebut ialah Skype, Playtech, TransferWise, dan Taxify. Playtech merupakan platform gim online berkonsep business-to-business. Ada TransferWise merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna mentransfer sejumlah dana tanpa fee alias biaya administrasi. Juga ada Taxify yang merupakan platform serupa Uber sebagau ride-sharing. Taxify mendapat kucuran dana dari Daimler, raksasa otomotif Jerman dan Didi Chuxing dari Cina.

Kombinasi jumlah penduduk yang sedikit dan empat startup unicorn membuat negeri itu mendaulatkan diri sebagai “most unicorns per capita in the world”. Estonia memiliki 0,308 startup unicorn di tiap 100.000 penduduk, paling tinggi di antara negara manapun di dunia.

Amerika Serikat (AS), yang dianggap sebagai pusat teknologi dunia, pun tidak bisa menandingi Estonia soal ini. Paman Sam memang punya 105 startup berstatus unicorn. Dengan jumlah penduduk AS 325,7 juta jiwa, AS punya proporsi 0,032 startup unicorn di tiap 100.000 penduduk. Cina yang punya 98 startup berstatus unicorn, hanya punya 0,007 startup unicorn di tiap 100.000 penduduk.

Bagaimana dengan Indonesia yang sama-sama punya empat startup unicorn yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak?

Konsekuensi jumlah penduduk Indonesia berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan Estonia, Indonesia hanya memiliki proporsi 0,006 startup unicorn di tiap 100.000 penduduk. Namun, pertanyaan mendasar adalah, kenapa iklim berbisnis di Estonia membuat subur startup?

Sebagaimana diwartakan The Telegraph, pada 1 Desember 2014, Edward Lucas jadi orang pertama yang bergelar “e-resident” Estonia. Negeri yang kini dipimpin Kersti Kaljulaid tersebut, dalam laporan Eric Niiler, jurnalis Wired, Estonia merilis program e-resident yang memungkinkan warga negara dunia memperoleh identitas warga Estonia yang bisa digunakan untuk membangun perusahaan. Sang pendiri perusahaan bisa menjalankan perusahaannya bukan di Estonia.

Sejak diluncurkan pada 2014, e-resident telah diberikan pada lebih dari 35 ribu orang. Dengan berstatus “warga Estonia” warga dunia bisa mengakses keuntungan-keuntungan yang dimiliki Estonia, salah satunya terkait status bahwa Estonia merupakan bagian dari Uni Eropa. Leonid Bershidsky, jurnalis Bloomberg, dalam salah satu tulisannya mengatakan status Uni Eropa “membuat salah satu startup menerima pendanaan sebesar €300 ribu.”

Selain status Uni Eropa, membuat startup bercap “made in Estonia” membuat perusahaan rintisan memiliki keuntungan pajak. Bershidsky, masih dalam tulisannya, mengatakan “Estonia memiliki hukum penangguhan pajak tak terbatas bagi keuntungan yang diinvestasikan kembali.”

Laman Estonia Startup mengungkap program bernama “Startup Visa” yang memudahkan warga dunia bisa bekerja di perusahaan rintisan di Estonia. Bagi pemilik startup Estonia, Startup Visa bisa dipergunakan mereka mencari talenta-talenta di seluruh dunia.

Dari empat startup berstatus unicorn, dua di antaranya dijalankan di luar Estonia yaitu Playtech, yang dijalankan di Tel Aviv, dan TransferWise, yang berkantor pusat di London.

Signe Viimsalu, pengacara startup di Estonia mengatakan “uang ada di luar negeri, investor pun ada di luar negeri, dan investor tahu yurisdiksi mana mereka bekerja, hidup, dan menjual produk serta layanan [...] Pelanggan dan pasar ada di luar negeri. Ini bukan soal tempat, yang lebih penting ialah bagaimana kita mendekati mereka.”

Estonia makin mendigital. Ini senada dengan ucapan Presiden Estonia Kaljulaid “kami telah siap menjadi masyarakat di mana dunia digital sukses mendisrupsi kehidupan.”

Baca juga artikel terkait STARTUP atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra