Menuju konten utama

Erupsi Merapi Akibatkan Hujan Abu di Sebagian Boyolali

Status Gunung Merapi saat ini berada di level waspada.

Erupsi Merapi Akibatkan Hujan Abu di Sebagian Boyolali
Sejumlah pengendara melintas saat terjadi hujan abu di Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/3/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.

tirto.id - Gunung Merapi kembali erupsi pada Selasa (2/3/2020) pukul 05.22 WIB. Akibat erupsi terjadi hujan abu tipis di bagian utara Gunung Merapi atau sebagian wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Sebaran abunya ke utara timur sampai radius 10 kilometer. [Kecamatan] Cepogo, [Kabupaten] Boyolali, [ketebalan abu vulkanik] 1-2 milimeter, tergantung jarak dari puncak," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Selasa pagi.

Selain di Kecamatan Cepogo, hujan abu tipis juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk. Sedangkan hujan abu bercampur pasir dilaporkan terjadi di wilayah Desa Mriyan, Kabupaten Boyolali yang berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi.

Erupsi pada Selasa pagi itu kata Hanik, tinggi kolom mencapai 6 kilometer. Selain mengakibatkan hujan abu, erupsi juga mengakibatkan guguran awan panas sejauh sejauh 2 Kilometer ke arah Kali Gendol.

Hanik menjelaskan erupsi kali ini didominasi gas. Tekanan gas dari dalam yang menyebabkan erupsi ini memiliki tenaga yang lebih besar dari pada erupsi yang terakhir terjadi pada 13 Februari 2020 kemarin. Hal ini kata Hanik dapat dilihat dari tinggi kolom letusan yang mencapai 6 Kilometer.

Seperti pada letusan-letusan sebelumnya, letusan hari ini tidak didahului prekursor yang jelas. Seismisitas pada tanggal 2 Maret 2020 terdiri dari gempa VTA 1 kali, MP 8 kali, LF 2 kali, dan DG 1 kali.

Demikian juga deformasi juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Data observasi ini menunjukkan bahwa menjelang letusan tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik.

Rangkaian letusan sejak November 2019 hingga saat ini serta aktivitas kegempaan VTA menjadi indikasi bahwa saat ini Gunung Merapi berada pada fase intrusi magma menuju permukaan yang merupakan fase ke 7 dari kronologi aktivitas erupsi Gunung

Merapi 2018-2020.

"Kejadian letusan semacam ini masih dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung," kata Hanik.

Kendati demikian BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sampai saat ini kata Hanik status Gunung Merapi tetap berada di level waspada.

Baca juga artikel terkait ERUPSI MERAPI atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan