Menuju konten utama

Erick Perintahkan BUMN Farmasi Sortir Ulang Semua Jenis Obat

Erick Thohir menekankan keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam layanan kesehatan di BUMN.

Erick Perintahkan BUMN Farmasi Sortir Ulang Semua Jenis Obat
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memerintahkan seluruh perusahaan farmasi serta rumah sakit (RS) BUMN untuk memeriksa ulang ketentuan obat-obatan. Hal ini menyusul munculnya kasus gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury atau AKI) pada anak.

Erick menekankan keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam layanan kesehatan di BUMN.

"Saya sudah meminta Kimia Farma sejak awal untuk mengecek obat-obatan, tidak hanya obat batuk, tapi obat-obatan yang lain yang memang harus aman dan sesuai," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).

Erick menilai BUMN harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Dia tak ingin adanya pemikiran meraih keuntungan dalam situasi yang terjadi saat ini, seperti halnya saat pandemi.

"Kita harus berbicara tentang keselamatan karena itu saya minta Kimia Farma benar-benar menjaga supaya jangan sampai ketika masyarakat yang hari ini lagi susah ditambah lagi terbebani dengan isu-isu obat yang bahkan merenggut nyawa masa depan anak-anak Indonesia," lanjut Erick.

Erick mengatakan upaya pencegahan secara maksimal adalah bentuk konkret dari rasa keprihatinan atas banyaknya anak yang meninggal akibat gagal ginjal akut. Pria kelahiran Jakarta itu terus mendorong Kimia Farma, Indofarma, RS BUMN, dan apotek-apotek Kimia Farma untuk mensortir jenis-jenis obat yang belum ada pernyataan aman.

"Itu harus kita siapkan secara menyeluruh," kata Erick.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya melaporkan bahwa terdapat 133 anak meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury/AKI) di 22 provinsi Indonesia. Angka kematian tersebut mencapai 55 persen dari total 241 kasus gangguan ginjal akut misterius yang dilaporkan oleh Kemenkes.

“Ini terjadi peningkatan mulai bulan Agustus,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Budi menyebut bahwa anak yang meninggal akibat gangguan ginjal akut misterius ini normal terjadi, namun dengan jumlah yang kecil dan tidak pernah tinggi. Ketika ada lonjakan kasus di Agustus 2022 yaitu 36 kasus, Kemenkes mulai melakukan penelitian terkait penyebabnya.

Berdasar data yang ditampilkan Kemenkes ada dua kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia pada bulan Januari 2022, Februari nol, Maret dua, April nol, Mei lima, Juni tiga, Juli tiga, Agustus 36, September 78, dan Oktober 110 kasus. Lalu, berdasar kelompok umur dari total 241 kasus itu, ada 26 anak di bawah umur satu tahun, 153 umur 1-5 tahun, 37 umur 6-10 tahun, dan 25 umur 11-18 tahun.

“Kejadian ini banyak menyerang terutama balita di bawah lima tahun,” kata Budi.

Baca juga artikel terkait LARANGAN OBAT SIROP atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan