Menuju konten utama

Epidemiolog: Seluruh Lokasi Acara PON XX Papua Zona Merah COVID-19

Penilaian epidemiologi masih terdapat 19 kabupaten kota yang memiliki risiko tinggi COVID-19 di Papua, meski data pemerintah kasus COVID sudah turun.

Epidemiolog: Seluruh Lokasi Acara PON XX Papua Zona Merah COVID-19
Warga mengamati karya seni replika perahu mini dari Kampung Yoboi, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (21/9/2021). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/aww.

tirto.id - Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Papua, Hasmi mengatakan seluruh lokasi perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX di Provinsi Papua masih masuk dalam zona merah atau risiko tinggi COVID-19. Empat daerah penyelenggara PON adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.

“Ternyata per 5 September 2021 kemarin dan per hari ini masih ada 19 wilayah yang masuk kategori risiko tinggi. Dan kabupaten kota yang jadi venue tadi masuk kategori merah,” kata Hasmi saat diskusi online yang diselenggarakan LaporCOVID-19, Jumat (24/9/2021).

Ia mengungkapkan bahwa memang kasus COVID-19 di Papua telah menurun 80,9 persen dibandingkan Agustus 2021. Tetapi peta zonasi berdasarkan indikator penilaian epidemiologi masih terdapat 19 kabupaten kota yang memiliki risiko tinggi COVID-19, termasuk di dalamnya adalah empat lokasi penyelenggaraan PON.

Selain masih tingginya risiko, Hasmi juga mengatakan bahwa kapasitas respons COVID-19 di Papua rendah. Di antaranya berdasarkan proporsi kasus yang dilacak hanya 14,6 persen. Menurutnya ini adalah indikator bahwa pelacakan kasus tidak memadai.

“Rasio racaknya hanya 5,5 yang standarnya adalah 25. Jadi masih sangat jauh dari standar WHO. Rasio kontak erat hanya 1 banding 2,47 per kasus. Sangat terbatas menurut standar WHO satu kasus ditemukan 1 kasus 30 kontak erat,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama Epidemiolog Kolaborator Saintis LaporCOVID-19 Iqbal Elyazar juga mengungkapkan bahwa kapasitas vaksinasi di Papua juga masih minim. Berdasarkan data vaksinasi di Papua baru untuk dosis pertama baru baru 21,5 persen dan dosis kedua 13,8 persen.

“Dari data yang ada kata penyelenggara yang akan melakukan vaksinasi dan lain sebagainya sayangnya tidak terefleksi dari data vaksinasi yang terlihat. Saya melihat bahwa tidak ada gerakan massal vaksinasi di lokasi penyelenggaraan [PON],” kata Iqbal.

Dengan tetap diberlangsungkannya PON Papua ini, Iqbal mengatakan penting untuk adanya konsistensi dalam penerapan protokol kesehatan. Berlangsungnya PON ini nantinya kata Iqbal dapat menjadi pembelajaran acara-acara lain.

“Mudah-mudahan dengan PON yang tetap dilaksanakan berlangsung saat ini ada pembelajaran,” kata Iqbal.

Baca juga artikel terkait PON PAPUA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto