Menuju konten utama

Epidemiolog: Perlu Ada Langkah Tambahan Cegah Melonjaknya COVID

Penambahan kasus hari ini tertinggi selama seminggu terakhir, mencapai angka 54.517 sehingga total kasus 2.670.046 orang.

Epidemiolog: Perlu Ada Langkah Tambahan Cegah Melonjaknya COVID
Keluarga menshalatkan jenazah sebelum dimakamkan dengan protokol COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (13/7/2021).ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

tirto.id - Epidemiolog dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Mouhammad Bigwanto menilai pemerintah perlu melakukan evaluasi dan skenario tambahan atas melonjaknya kasus positif harian pada Rabu (14/7/2021). Penambahan kasus hari ini tertinggi selama seminggu terakhir, mencapai angka 54.517 sehingga total kasus 2.670.046 orang.

"Mungkin perlu dipikirkan menambah RS darurat dan juga tenaganya," ujar Bigwanto kepada Tirto, Rabu (14/7/2021).

Usulan ini mengingat jumlah kasus tinggi berkelindan dengan kesiapan rumah sakit yang melebihi kapasitas dan tenaga kesehatan yang kewalahan.

Pemerintah bisa memberdayakan dokter dan perawat yang baru lulus untuk diperbantukan menangani krisis pandemi ini.

"Mungkin sementara ini kesampingkan dulu STR untuk mereka, terpenting tetap dibawah supervisi senior atau nakes yang sudah punya STR. Atau minta bantuan nakes negara lain seperti Italia tahun lalu," tuturnya.

Menyitir data Lapor Covid-19, jumlah nakes gugur mencapai 1.245 orang per 14 Juli 2021. Terbanyak dari kalangan dokter 458 orang, perawat 393 orang, dokter gigi 46 orang, dan bidan 221 orang.

Menurut Bigwanto, pemerintah juga perlu bersikap tegas dalam pelaksanaan PPKM Darurat untuk menekan angka lonjakan kasus harian.

"Mungkin salah satunya dengan meningkatkan penegakan hukum bagi pelanggar PPKM darurat dan penambahan penyekatan jalan dan akses untuk mengurangi mobilitas masyarakat,"ujarnya.

Meski demikian Bigwanto menilai melonjaknya kasus juga ditenggarai kemampuan tes dan penelusuran (tracing) kasus yang juga meningkat.

"Masih terlalu dini untuk menilai PPKM darurat tidak efektif, tingginya temuan kasus baru bisa jadi karena kinerja testing dan tracing yang lebih baik selama PPKM darurat," ujarnya.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Bayu Septianto