tirto.id - Epidemiolog dari Griffth University Australia, Dicky Budiman mengimbau agar Indonesia waspada dengan keberadaan subvarian atau rekombinan dari varian Covid-19 Omicron.
Dia mengatakan saat ini Indonesia harus mewaspadai subvarian Omicron BA.2, yang jauh lebih efektif dalam menginfeksi dan kurang lebih 10 kali viral load atau beban virus dibandingkan subvarian Omicron BA.1. Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pun harus diwaspadai.
“Karena adanya unsur atau karakter mutasi seperti [varian] Delta yang tentu ini harus jadi catatan penting dan juga kecenderungan bahwa mereka lebih leluasa atau menurunkan efikasi dari antibodi, Nah ini yang harus jadi perhatian, kewaspadaan,” jelas Dicky dalam keterangan videonya yang dikutip pada Selasa (19/4/2022).
Hal ini menandakan ada beberapa aspek yang perlu diperkuat termasuk 3T yakni tindakan melakukan tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing), serta tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid-19 (treatment). Kemudian aspek 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas, serta vaksinasi harus diperkuat.
“Kita harus waspada, bahwa ternyata virus ini atau varian Omicron ini masih begitu leluasa, bersirkulasi di antara populasi,” lanjutnya.
Panel Ahli World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia itu menuturkan, hal itu yang membuat Omicron bisa melahirkan sub varian baru atau rekombinan.
“Dan itu menandakan ada aspek yang harus kita perkuat, di 3Tnya, dari 5Mnya, termasuk vaksinasi,” ucap Dicky.
Dia juga menyebut bahwa pandemi virus corona ini belum berakhir dan masyarakat tidak boleh euforia dahulu.
“Karena kalau kita euforia, maka artinya kita akan membiarkan virus ini untuk melahirkan lagi subvarian atau varian baru yang bisa berpotensi memperburuk,” tandas Dicky.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri
