Menuju konten utama

Empat Warga Bojonegoro Meninggal Dunia Akibat DBD

Empat orang warga di Bojonegoro meninggal dunia akibat penyakit DBD. Sejak 1 januari jumlah penderita DBB meningkat jadi 177.

Empat Warga Bojonegoro Meninggal Dunia Akibat DBD
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Empat warga meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Keempat warga yang meninggal dunia berasal Kecamatan Kasiman, Margomulyo, Tambakrejo, dan Ngraho.

Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro Wheny Dyah mengatakan, tercatat sudah 177 warga di wilayahnya terkena penyakit DBD sejak 1 Januari lalu.

"Di berbagai provinsi di Indonesia ada kecenderungan penderita DBD naik termasuk Jawa Timur. Karena kenaikan penderita DBD di Bojonegoro juga cukup tinggi maka antisipasinya dengan memberantas sarang nyamuk (aedes aegypti)," kata Wheny di Bojonegoro, Rabu (30/1/2019).

Wheny mengaku, jumlah penderita DBD di daerahnya cenderung meningkat sejak tahun 2018 dan terus berlanjut memasuki Januari, salah satu faktornya karena peningkatan curah hujan.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Bojonegoro menegaskan, upaya pencegahan meningkatnya penderita jumlah DBD sebaiknya dilakukan dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkualitas, dan tidak mengandalkan pengasapan (fogging) semata.

"Fogging bukan upaya pencegahan dan tidak efektif tanpa diiringi dengan PSN yang berkualitas," kata Kepala Dinkes Bojonegoro Ninik Susmiarti.

Sebelumnya, Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menyebutkan, fogging mengunakan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa saja dan dapat membahayakan kondisi kesehatan manusia. Oleh karenanya fogging tidak dilakukan secara rutin dan bukan strategi yang baik dalam pencegahan DBD.

Menurutnya, pencegahan DBD bukan melalui fogging tapi dengan menjaga kebersihan lingkungan yaitu memastikan tidak adanya sampah atau wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Menghilangkan jentik nyamuk lebih mudah dan sangat efektif sebagai strategi dalam pencegahan DBD.

"Masih banyak ditemukan jentik nyamuk aedes aegypty di lingkungan rumah tangga, instansi dan tempat-tempat umum," ujarnya.

Anna pun menginstruksikan kepada seluruh camat, kepala desa dan kelurahan untuk melakukan gerakan PSN melalui penerapan satu rumah satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Di dalam surat edaran tertanggal 28 Januari 2019 itu diinstruksikan kepada camat, kepala desa dan kelurahan untuk melaksanakan gerakan serentak satu rumah satu juru jumantik di lingkungan rumah, kantor, tempat-tempat umum, sekolah, dan pasar, sedangkan kepada rumah sakit (RS/ tenaga kesehatan diimbau agar lebih waspada DBD dan mengaktifkan koordinasi sistem kewaspadaan dini rumah sakit (SKDR).

Selain itu, ia mengimbau untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, mengubur , mendaur ulang (PSN 3 M plus) secara rutin setiap minggu. Memantau peningkatan kasus DBD di wilayahnya dan segera melakukan intervensi langsung.

Imbauan juga disampaikan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dan menghindari gigitan nyamuk di pagi hari berkisar pukul 07.00-10.00 WIB dan sore pukul 15.00-17.00 WIB.

Baca juga artikel terkait KASUS DEMAM BERDARAH

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno