Menuju konten utama

Elpiji 3 Kg Masih Langka Didapat di Sejumlah Warung Jakarta

PT Pertamina (Persero) mengklaim kelangkaan elpiji 3 kilogram disebabkan adanya lonjakan permintaan dari masyarakat jelang libur akhir tahun.

Elpiji 3 Kg Masih Langka Didapat di Sejumlah Warung Jakarta
Sejumlah warga antre menunggu menukarkan gas elpiji 3 kg di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (8/12/2017). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

tirto.id - Elpiji 3 kilogram bersubsidi masih belum tersedia di sejumlah warung tradisional. Adapun kosongnya stok elpiji tersebut sudah dirasakan masyarakat sejak awal Desember 2017.

PT Pertamina (Persero) mengklaim kelangkaan elpiji 3 kilogram disebabkan adanya lonjakan permintaan dari masyarakat jelang libur akhir tahun. Selain itu, Pertamina juga mengatakan kalau pendistribusian elpiji yang merupakan barang subsidi itu tidak tepat sasaran.

Pada awalnya, elpiji 3 kilogram diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Namun dalam realitanya di lapangan, siapapun bisa membeli elpiji bersubsidi tersebut.

Dari pantauan di sejumlah warung tradisional yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2017) pagi, kelangkaan memang masih terjadi. Dari tiga warung, hanya ada satu warung yang sudah menjual elpiji berwarna hijau itu.

“Ini baru saya ambil dari Jalan Bangka IX [Jakarta Selatan] tadi pagi. Memang kemarin-kemarin ini sempat susah,” ujar seorang pedagang bernama Deni di Jalan Mampang Prapatan V, Jakarta Selatan sembari menunjuk tumpukan gas elpiji yang ada di depan kiosnya.

Deni mengaku kalau tadi pagi dirinya mengambil sebanyak 10 elpiji dari agen distributor. Kendati tidak mengetahui kepastiannya secara persis, Deni mengatakan kalau kemungkinan siang ini akan ada tambahan stok di agen distributor tempatnya mengambil elpiji.

“Biasanya ambil 20 tabung [per hari]. Tapi itu kan juga bagi-bagi sama yang lain,” ucap Deni.

Meski membenarkan bahwa elpiji tiga kilogram sedang langka di pasaran, Deni mengungkapkan dirinya tidak tahu menahu apa penyebabnya. Selama susah ditemukan, Deni menyatakan ada banyak masyarakat yang mencari stok.

“Apalagi di daerah sini memang ada banyak yang menggunakan tabung elpiji 3 kilogram itu,” kata Deni lagi.

Sementara itu, gas elpiji bersubsidi tidak ditemukan stoknya di dua warung, yang masing-masingnya dimiliki pedagang bernama Wiwik dan David.

Baik Wiwik maupun David mengklaim kelangkaan elpiji telah terjadi selama 2-3 minggu terakhir. Di kios keduanya memang terlihat ada tumpukan tabung gas elpiji 3 kilogram, namun tabung-tabung tersebut dikatakan kosong dan belum ditukar dengan yang baru.

“Dengar-dengar kan katanya mau diganti sama [tabung] yang warna pink itu. Selama [stok] nggak ada, ya masyarakat cukup keberatan,” ungkap Wiwik saat ditemui di kiosnya, Senin hari ini.

Lebih lanjut, Wiwik menilai permintaan masyarakat terhadap gas elpiji bersubsidi memang tinggi. Wiwik pun tidak menampik kalau siapapun memang bisa membeli gas elpiji tersebut. “Banyak yang pilih itu juga karena lebih enteng, bisa dibawa,” ujar Wiwik.

Sementara itu, David mengatakan kalau tidak tersedianya gas elpiji bersubsidi juga terjadi pada agen distributor. “Karena di sana kosong, jadi stok di sini juga nggak ada. Kelangkaan] sudah sejak sekitar 15 hari terakhir,” ungkap David.

Tirto pun sempat menemui salah seorang konsumen yang mengaku bernama Gito. Saat ditemui, ia terlihat membawa satu gas elpiji 3 kilogram yang baru dibelinya. Sebagai konsumen, Gito juga membenarkan kalau dirinya kesulitan mencari gas elpiji berukuran tersebut sejak seminggu terakhir.

“Langka, susah banget carinya. Ini baru dapat lagi,” kata Gito.

Baca juga artikel terkait KELANGKAAN ELPIJI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari