Menuju konten utama

Elektabilitas Ahok Turun, PDIP Tak Risau

Hasil survei yang mengatakan bahwa tingkat elektabilitas calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menurun ternyata tidak membuat PDIP hilang percaya diri terhadap Ahok. Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, turunnya tingkat elektabilitas tersebut merupakan dinamika yang wajar. Oleh karena itu, lanjutnya, Ahok bersama PDIP selalu berusaha berbenah diri untuk menjadi lebih baik lagi.

Elektabilitas Ahok Turun, PDIP Tak Risau
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memimpin upacara bendera di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (17/8). Kegiatan tersebut bertujuan memperingati HUT Ke-71 RI. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Berbagai isu yang saat ini tengah menyerang calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuat tingkat elektabilitasnya menurun pada dari sejumlah hasil survei. Namun demikian, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tidak merisaukan turunnya elektabilitas Ahok tersebut.

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Blitar, Senin (10/10/2016), mengemukakan bahwa PDIP tidak risau dengan turunnya tingkat elektabilitas Ahok, sembari menekankan bahwa tugas gubernur itu membangun komitmen kerakyatan, dan membangun komitmen masa depan, bukan melulu pencitraan.

"Kalau segala sesuatu hanya berpikir elektabilitas, akan jadi pemimpin yang hanya mengedepankan faktor pencitraan. Pak Ahok sebagai manusia biasa yang juga tidak sempurna," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam setiap kepemimpinan pastinya ada dinamika tersendiri dan tentunya dari hasil dinamika itu harus mendorong setiap pemimpin lebih baik lagi. Saat ini, lanjut dia, pihaknya bersama-sama menunjukkan proses memperbaiki diri secara terus menerus, termasuk dengan partai yang juga memperbaiki diri terus menerus. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ahok.

"Pak Ahok juga perbaiki diri terus menerus, dan ini merupakan proses kultural yang terjadi sebagai penyempurnaan seorang pemimpin," katanya.

Hasto mengatakan, setiap pemimpin mempunyai cara komunikasi yang berbeda-beda, termasuk ada yang lembut, seadanya, maupun tampil dengan pencitraan.

"Pak Ahok ini tampil apa adanya. Tiap orang dikaruniai kelebihan masing-masing dan kami tidak bermaksud menyeragamkan," katanya ditemui di sela-sela ziarah di makam mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur. "Dalam sebuah pola komunikasi yang sama, PDIP menganut demokrasi, sehingga tiap orang punya kebebasan. Yang kami harapkan pahami kultural kita sebagai bangsa."

Sebelumnya, Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) melakukan survei mengenai tren pemilih di Jakarta. Dari hasil survei tersebut, penduduk Jakarta merupakan tipikal warga yang membuka kesempatan besar bagi orang baru untuk memimpin Ibu Kota.

Dari hasil survei, 82 persen dari publik Jakarta yakin bahwa calon alternatif bisa mengalahkan petahana. Selain itu, 50 persen pemilih di Jakarta belum mantap menentukan pilihannya.

Dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Ahok menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah persoalan reklamasi dan penggusuran. Menurut LSI, elektabilitas Ahok-Djarot berada pada tingkat 31,4 persen, Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada tingkat 21,1 persen, sementara Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada tingkat 19,3 persen.

LSI bahkan memprediksi Ahok bisa tumbang dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.

Baca juga artikel terkait PILGUB DKI JAKARTA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara