Menuju konten utama

Ekspor Februari 2019 Menurun, BPS: RI Perlu Diversifikasi Pasar

Ekspor Indonesia pada bulan Februari 2019 merosot dibanding bulan sebelumnya. Penurunan terjadi karena tiga negara utama tujuan ekspor Indonesia mengalami pelambatan ekonomi. 

Ekspor Februari 2019 Menurun, BPS: RI Perlu Diversifikasi Pasar
(Ilustrasi ekspor-impor) Truk peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (18/12/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Februari 2019 menurun 10,03 persen dibanding bulan sebelumnya.

Nilai Ekspor Indonesia pada Februari 2019 hanya 12,53 miliar dolar AS. Angka ini merosot dibanding catatan pada Januari 2019, yakni 13,92 miliar dolar AS.

Kepala BPS Suhariyanto mengklaim penurunan ekspor Indonesia disebabkan karena pelambatan ekonomi global.

Tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia, yakni Amerika Serikat, Cina dan Jepang sama-sama mengalami pelambatan ekonomi.

Padahal, Suhariyanto mencatat perdagangan dengan tiga negara tersebut menyumbang 39 persen dari total ekspor Indonesia.

“Ketergantungan kita ke Tiongkok, Amerika dan Jepang besar sekali. Kita masih punya PR [Pekerjaan Rumah] diversifikasi pasar non tradisional,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta pada Jumat (15/3/2019).

Dia memaparkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke tiga negara itu pada Februari 2019 ialah: Cina (1,54 miliar dolar AS) Amerika Serikat (1,27 miliar dolar AS) dan Jepang (1,03 miliar dolar AS).

Angka ekspor itu secara bulanan menurun parah, yakni masing-masing Jepang (162,3 juta dolar AS), Cina (191,1 juta dolar AS) dan Amerika Serikat (238,7 juta dolar AS).

“Kita harus segera diversifikasi [pasar ekspor]. Memang enggak gampang, karena ekspor kita 39 persennya ke tiga negara itu. Tapi ini harus dicoba,” ucap Suhariyanto.

Di sisi lain, Suhariyanto juga menyarankan pemerintah agar mulai membenahi industri hilir. Sebab, salah satu faktor penurunan ekspor Indonesia juga disumbang oleh kebiasaan melakukan ekspor komoditas yang harganya rentan dipengaruhi oleh gejolak ekonomi global.

“Kita harus hilirisasi sehingga bisa diversifikasi produk jadi nilai ekspor kita bisa bertambah,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sempat menumpahkan kekesalannya lantaran capaian ekspor Indonesia masih di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Thailand.

Saat berbicara di depan peserta rapat koordinasi nasional investasi di BSD pada Selasa (12/3) lalu, Jokowi bahkan mewacanakan pembentukan kementerian ekspor dan investasi.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom