Menuju konten utama

Eks WHO: Kebijakan Lepas Masker Perlu Dibarengi Peningkatan Tes

Eks Direktur WHO menilai kebijakan baru ini perlu dimonitor dengan tingkatkan jumlah tes, sehingga jika ada kenaikan kasus maka kebijakan dapat dievaluasi.

Eks WHO: Kebijakan Lepas Masker Perlu Dibarengi Peningkatan Tes
Ilustrasi Mobilitas Sosial. foto/Istockphoto

tirto.id - Eks Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menganjurkan agar kebijakan pelonggaran penggunaan masker di Indonesia perlu dimonitor secara teliti atau saksama.

Kebijakan tersebut juga perlu peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dapat mendeteksi jika ada varian COVID-19 atau subvarian Omicron baru seperti BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Singapura.

“Tentu kebijakan baru ini perlu monitor seksama, dengan meningkatkan jumlah tes, sehingga kalau ada kenaikan kasus maka kebijakan dapat dievaluasi. Juga perlu peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing yang dapat mendeteksi kalau ada varian baru, atau subvarian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 yang bahkan sudah terdeteksi di Singapura,” ujar dia melalui keterangan tertulis yang dikutip Kamis (19/5/2022).

Menurut dia, kasus COVID-19 di Indonesia sudah melandai dan angka kepositifan, serta angka reproduksi sudah rendah. Selain itu, di banyak negara pun sudah banyak yang melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan.

Eks Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit sekaligus Eks Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia itu menuturkan, bahwa ada 3 kemungkinan skenario varian COVID-19 yang perlu diperhitungkan kalau terjadi di bulan-bulan mendatang, yaitu:

1. Base scenario atau skenario dasar, di mana memerlukan vaksinasi COVID-19 dan booster atau dosis ketiga berulang,

2. Best scenario atau skenario terbaik, di mana keadaan menjadi jauh lebih ringan dari sekarang,

3. Atau worst scenario atau skenario terburuk, di mana varian baru COVID-19 lebih mudah menyebar dan lebih parah, bahkan mungkin perlu penyesuaian vaksin.

“Tentu kita harapkan yang pertama atau kedua yang terjadi, jangan sampai yang ketiga,” kata Tjandra.

Pemerintah resmi membolehkan masyarakat untuk tidak lagi menggunakan masker di tempat publik. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seusai melihat perkembangan penyebaran COVID-19 di Indonesia.

“Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker,” kata Jokowi dari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/5/2022).

Baca juga artikel terkait PELONGGARAN KEBIJAKAN MASKER atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri