Menuju konten utama

Eks Presiden Perancis Sarkozy Ditahan atas Dana Ilegal dari Gaddafi

Nicolas Sarkozy diduga menerima secara ilegal dana kampanye yang memenangkannya pada 2007 lalu, dari pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Eks Presiden Perancis Sarkozy Ditahan atas Dana Ilegal dari Gaddafi
Nicolas Sarkozy, mantan presiden Prancis dan calon presiden dari konservatif Prancis, memberikan suaranya pada putaran pertama pemilihan presiden tengah-kanan di Paris, Prancis, Minggu (20/11/2016). ANTARA FOTO/REUTERS/Eric Feferberg

tirto.id - Mantan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy ditahan pihak kepolisian pada Selasa (20/3/2018) untuk dimintai keterangan terkait tuduhan soal dana kampanye. Ia diduga menerima secara ilegal dana kampanye yang memenangkannya pada 2007 lalu, dari pemimpin Libya saat itu Muammar Gaddafi.

Sarkozy akan ditahan selama 48 jam, setelah itu dia harus hadir di depan hakim guna menghadapi kembali penyelidikan kasusnya yang dimulai pada 2013 itu. Hakim kemudian akan memutuskan apakah menempatkan mantan kepala negara tersebut di bawah penyelidikan formal atau tidak.

Polisi telah menanyainya sebelumnya sebagai bagian dari penyelidikan tersebut. Namun Sarkozy membantah melakukan kesalahan. Ia gagal kembali berkuasa pada tahun 2012.

Klaim tentang pendanaan dari Gaddafi berasal dari Ziad Takieddine seorang pengusaha kaya Prancis-Lebanon yang dekat dengan rezim Gaddafi.

Kepada Mediapart tahun 2016, ia mengaku secara pribadi telah mengirimkan koper yang berisi uang dari pemimpin Libya sebagai pembayaran terhadap kampanye Sarkozy, demikian dikutip The Guardian.

Takieddine menerima dana itu dari kepala intelijen militer Gaddafi, Abdallah Senussi. Kemudian, uang tersebut dibawa ke Perancis dalam koper yang berisi pecahan 200 dan 500 euro. Sampai di Perancis, ia lalu menyerahkannya kepada Sarkozy dan kepala stafnya, Claude Guéant.

Namun, Guéant yang mengelola kampanye kepresidenan Sarkozy saat itu, mengatakan kepada situs franceinfo pada Selasa bahwa dia "tidak pernah melihat sepeser pun pembiayaan Libya".

Sementara itu, harian Perancis Le Monde melaporkan bahwa Bashir Saleh, yang mengelola dana kekayaan Libya saat itu, telah mengkonfirmasi bahwa Gaddafi membiayai Sarkozy.

Sebelumnya, pada bulan April 2012, Mediapart telah menerbitkan sebuah dokumen yang menurutnya ditandatangani oleh seorang tokoh senior Libya. Di dalamnya disebutkan menyatakan bahwa rezim tersebut menyetujui pembayaran sebesar 50 juta euro untuk "mendukung" kampanye pemilihan Sarkozy.

Seperti dilansir Politico, Sarkozy selalu membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa orang-orang Libya yang menudingnya dimotivasi oleh balas dendam. Ini, menurutnya, karena dia pernah membantu Barat mengintervensi Libya pada 2011 yang kemudian menggulingkan pemimpin Muammar Gaddafi.

Tuduhan dana kampanye dari Libya ini tidak pernah muncul saat Sarkozy masih menjabat presiden Perancis. Sebab sebagai presiden, dia akan dilindungi oleh kekebalan dari penuntutan selama masa jabatannya.

Keputusan untuk membawa Sarkozy ke dalam tahanan dapat mengindikasikan bahwa hakim telah melakukan terobosan dalam investigasi mereka yang hampir lima tahun.

Ini bukan satu-satunya dugaan pembiayaan ilegal kampanye Sarkozy tahun 2007. Ia juga menunggu diadili dalam kasus terpisah mengenai pembiayaan kampanye ilegal.

Diduga bahwa ia terlibat dalam penipuan akuntansi untuk pengeluaran kampanye pada tahun 2012 yang melampaui batas atas hingga mencapai 22,5 juta euro.

Namun Sarkozy menyangkal dia menyadari soal pengeluaran dana yang berlebihan itu. Ia telah mengajukan banding atas keputusan hakim yang memerintahkan dia untuk diadili.

Baca juga artikel terkait PEMILU PRANCIS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari