Menuju konten utama
Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia Dinilai Mampu Bertahan Hadapi Resesi Global

Perekonomian Indonesia lebih bertumpu kepada konsumsi domestik yang diperkirakan akan membaik seiring meredanya pandemi.

Ekonomi Indonesia Dinilai Mampu Bertahan Hadapi Resesi Global
Ilustrasi Resesi Global. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Direktur Eksekutif Segara Institut, Piter Abdullah optimistis kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik dan mampu bertahan menghadapi resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023. Sebab, Indonesia berbeda dengan dengan negara-negara lain yang terlalu bertumpu kepada ekspor.

“Perekonomian Indonesia lebih bertumpu kepada konsumsi domestik yang diperkirakan akan membaik seiring meredanya pandemi," kata Piter kepada Tirto, Sabtu (5/11/2022).

Dari sisi ekspor, Indonesia saat ini masih akan terbantu dengan tingginya harga komoditi. Resesi global, kata Piter, tentu akan menahan atau bahkan menurunkan harga komoditi, tetapi tidak membuat harga tersebut jatuh.

“Masih akan tetap cukup tinggi dan menguntungkan Indonesia yang mengandalkan komoditi," ujarnya.

Piter menyebut, kalaupun Indonesia terdampak oleh resesi global, diperkirakan hanya membuat pertumbuhan ekonomi melambat tidak bisa mencapai target di atas 5 persen. Ekonomi Indonesia sendiri ditargetkan pemerintah tumbuh 5,3 persen tahun dapan.

“Itu skenario buruknya. Skenario terbaiknya kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Jadi apa yang disampaikan pemerintah dan juga IMF bahwa perekonomian Indonesia akan menjadi salah satu yang mampu tumbuh positif bukan sebuah bualan," tandasnya.

IMF sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik sebesar 4 persen pada tahun ini, dan sebesar 4,3 persen pada 2023. Kedua proyeksi itu memang masih di bawah rata-rata pertumbuhan dalam dua dekade terakhir yang mencapai 5,5 persen.

Namun, angka itu lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan di kawasan Eropa yang sebesar 3,1 persen di 2022 dan sebesar 0,5 persen di 2023. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang diproyeksi 1,6 persen di 2022, dan sebesar 1 persen di tahun depan.

Proyeksi pertumbuhan kawasan Asia itu bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan mencapai 3,2 persen di 2022, serta menjadi sebesar 2,7 persen pada 2023.

IMF menyebut Asia Tenggara kemungkinan menjadi wilayah di kawasan Asia yang akan menikmati pemulihan kuat. Ini tercemin dari pertumbuhan ekonomi yang tetap positif di sejumlah negara Asia Tenggara.

Seperti Myanmar yang diproyeksi ekonomi akan tumbuh 2 persen di 2022 dan 3,3 persen di 2023, Thailand tumbuh 2,8 persen di 2022 dan 3,7 persen di 2023, Kamboja 5,1 persen di 2022 dan 6,2 persen di 2023, Indonesia tumbuh 5,3 persen di 2022 dan 5 persen di 2023.

Lalu, ekonomi Malaysia diperkirakan tumbuh 5,4 persen di 2022 dan 4,4 persen di 2023, Filipina tumbuh 6,5 persen di 2022 dan 5 persen di 2023, serta Vietnam tumbuh 7 persen di 2022 dan 6,2 persen di 2023.

Baca juga artikel terkait RESESI GLOBAL 2023 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz