Menuju konten utama

Ekonomi Digital Diyakini jadi Solusi Atasi Ancaman Resesi

Johanna Gani meyakini, ekonomi digital dapat mendorong pemulihan ekonomi dan membantu Indonesia terbebas dari ancaman resesi.

Ekonomi Digital Diyakini jadi Solusi Atasi Ancaman Resesi
Sejumlah warga mengamati aplikasi-aplikasi 'start up' yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani meyakini, ekonomi digital dapat mendorong pemulihan ekonomi dan membantu Indonesia terbebas dari ancaman resesi. Hal ini tidak lepas dari besarnya potensi ekonomi digital yang ada di dalam negeri.

Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dolar AS pada 2021, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya.

Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20 persen sehingga GMV-nya akan menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025.

“Ekonomi digital kami yakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (23/11/2022).

Contoh paling nyata, misalnya pemerintah mampu memangkas rantai pasok produk pangan ke konsumen. Caranya bisa melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir.

Tidak hanya itu, masyarakat semakin dipermudah dengan luasnya perdagangan berbasis digital (e-commerce) dan didukung pula dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (fintech). Pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (e-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien.

Karena itu, dia mendorong agar Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk melakukan reformasi struktural perekonomian Indonesia yang mendukung inovasi dan transformasi digital.

"Melihat hal ini, Indonesia harus terus mempersiapkan diri dan beradaptasi termasuk salah satunya memperkuat keamanan siber dan perlindungan data pribadi. Seperti yang kita tahu, banyak terjadi kasus serangan siber sepanjang 2022, hal ini tentunya perlu menjadi perhatian ekstra bagi pemerintah," ungkap Johanna.

Selain itu, diperlukan juga gencarnya sosialisasi untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat. Ini penting karena dapat memainkan peran kunci dalam meningkatkan keamanan publik, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan memperluas akses ke layanan sektor publik.

"Prospek pertumbuhan ekonomi digital Indonesia masih sangat menjanjikan, namun perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan inklusif," tutup Johanna.

Dalam sebuah kesempatan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini Indonesia menjadi negara incaran tujuan investasi digital paling populer di Asia Tenggara.

Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring atau online, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital.

Dengan prospek yang baik itu, Airlangga berharap digitalisasi ekonomi dan keuangan dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang