Menuju konten utama

Ekonom Senior: Empat Mesin Pembangunan Harus Dioptimalkan

Ekonom senior Soebroto mengungkapkan bahwa Indonesia harus memberikan perhatian terhadap pengoptimalan kerja dari empat mesin pembangunan. Keempat mesin pembangunan tersebut dapat menjadi solusi dalam mencapai kemandirian ekonomi Indonesia.

Ekonom Senior: Empat Mesin Pembangunan Harus Dioptimalkan
Pekerja bersiap meninggalkan lokasi pembangunan tiang penyangga jembatan saat terbenam matahari di kawasan Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Rabu (28/1). ANTARA FOTO/Ampelsa

tirto.id - Ekonom senior Soebroto mengungkapkan bahwa Indonesia harus memberikan perhatian terhadap pengoptimalan kerja dari empat mesin pembangunan. Keempat mesin pembangunan tersebut dapat menjadi solusi dalam mencapai kemandirian ekonomi Indonesia.

Soebroto menjabarkan bahwa keempat mesin pembagunan tersebut antara lain penyiapan sarana infrastruktur, pengembangan kulaitas sumber daya manusia, pengolahan sumber daya alam untuk menambah nilai tambah, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan.

"Bila dilakukan, dalam 2045, kita siap untuk mencapai Indonesia yang berdaulat, mandiri dan sejahtera yang bisa dirasakan oleh rakyat. Secepat mungkin ini harus tercapai," ujarnya saat menjadi pemateri dalam diskusi oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di Jakarta, Kamis, (31/3/2016).

Ia menambahkan upaya terobosan ini harus terus dilakukan mengingat masyarakat belum sepenuhnya terbebas dari kemiskinan dan kesenjangan, padahal Indonesia sudah terbebas dari penjajahan asing sejak 1945.

"Kita sudah 71 tahun merdeka, tapi masih begini saja, ada ibu-ibu melahirkan yang meninggal. Kita harus menimbulkan semangat dan optimisme. Yang membuat pesimis kita atasi, agar dalam jangka panjang, masyarakat menjadi sejahtera," kata Soebroto.

Ia juga menegaskan bahwa salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi yang positif dalam jangka waktu panjang terletak pada pengembangan potensi kelautan Indonesia.

"Kita baru bisa mencapai pertumbuhan tujuh persen dengan segala kekuatan pembangunan yang selama ini belum kita pakai, salah satunya kekayaan laut. Karena pembangunan kita baru berdasarkan kekayaan alam dari darat," jelasnya.

Menteri Pertambangan dan Energi pada era Orde Baru ini mengingatkan supaya seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan tidak terpaku pada sasaran jangka pendek semata, namun harus memiliki visi ekonomi untuk masa depan.

"Kita jangan memikirkan jangka pendek lima tahunan, tapi harus berjangka panjang untuk membuat Indonesia merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Caranya dengan menggerakkan mesin pembangunan," pungkasnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait EKONOM SENIOR atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra