Menuju konten utama

Sejarah Olahraga Bola Voli: Terinspirasi Basket, Badminton, & Tenis

Sejarah terciptanya bola voli lapangan ternyata terinspirasi dari beberapa cabang olahraga lainnya, seperti basket, badminton, dan tenis lapangan.

Sejarah Olahraga Bola Voli: Terinspirasi Basket, Badminton, & Tenis
Olahraga Bola Voli Lapangan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Sejarah olahraga bola voli (volleyball) ternyata terkait dengan riwayat beberapa cabang olahraga lainnya, yaitu basket, badminton alias bulu tangkis, juga tenis. Permainan bola voli lapangan pertamakali ditemukan dan diciptakan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19.

Penemu permainan voli adalah William G. Morgan yang ternyata saling mengenal dengan James Naismith, pencipta olahraga bola basket. Morgan adalah salah satu direktur di sekolah Young Men's Christian Association (YMCA) Springfield College, di Massachusets, Amerika Serikat. Sedangkan Naismith merupakan pengajar di sekolah yang sama.

Pada musim dingin tahun 1895, Morgan menciptakan sebuah permainan bernama mintonette. Dikutip dari New England Historical Society, nama mintonette terinspirasi dari olahraga bulu tangkis yang sudah ada sebelumnya, begitu pula dengan perlengkapan serta teknik permainannya.

Permainan basket yang diciptakan oleh Naismith pada 1891 sudah cukup berkembang dan disukai oleh anak-anak muda di Amerika Serikat kala itu. Morgan kemudian memikirkan jenis permainan lain yang bisa dilakukan oleh kalangan yang lebih dewasa dan setipe dengan mintonette.

Sejarah Olahraga Voli

Selain mintonette, Morgan juga terinspirasi dengan permainan tenis lapangan yang memang agak mirip dengan olahraga bulu tangkis yang sama-sama memakai raket dan net untuk memainkannya.

“Dalam pencarian sebuah permainan yang seimbang, tenis sempat menarik perhatianku. Tapi, permainan ini membutuhkan bola, raket, net, dan beberapa kelengkapan lain,” ujar Morgan, dikutip dari website resmi Federation Internationale de Volleyball (FIVB), induk federasi olahraga voli internasional.

“Ide penggunaan net menarik perhatianku. Kami meninggikan net hingga mencapai 6 kaki 6 inci (1,98 meter), sedikit lebih tinggi daripada tinggi badan pria normal,“ tambahnya.

Selanjutnya, Morgan bereksperimen dengan bola. Awalnya, ia mencoba menggunakan bola basket. Namun, ukuran bola basket yang besar dan berat membuatnya tidak jadi memakainya. Yang dibutuhkan Morgan adalah bola yang dapat memantul, tapi juga ringan dan berukuran tidak terlalu besar.

Morgan lalu mendatangi sebuah pabrik manufaktur kecil di dekat pinggiran Massachusets, tepatnya di Chicopee. Ia meminta kepada pabrik itu agar dibuatkan bola yang ia maksud.

Hasilnya sukses. Terciptalah bola tangan berdiameter antara 25-27 inci, dengan berat antara 250-330 gram, serta dilapisi material kulit yang ringan.

Setelah perlengkapan beres, Morgan bersama dua rekannya, Frank Wood dan John Lynch, berembug untuk membahas aturan dan konsep dasar permainan. Mereka bertiga menciptakan 10 aturan dasar dalam permainan mintonette, cikal-bakal olahraga bola voli.

Pada 1896, Morgan mendemonstrasikan mintonette di YMCA Springfield College. Ia mengajak rekannya sesama direktur sekolah, Luther Halsey Gulick, yang juga berkontribusi dalam perkembangan awal olaharaga basket.

Morgan menjelaskan bahwa permainan ini sebenarnya didesain untuk dimainkan di dalam ruangan. Namun, dapat pula dimainkan di luar ruangan dan lebih baik dari badminton karena bola yang digunakan tidak seringan shuttlecock yang sering bermasalah dengan faktor angin.

Dalam memainkan mintonette, Morgan membentuk dua tim yang masing-masing berisi 5 orang. Ia menjelaskan, objek dari permainan ini adalah memukul bola melewati net secara bergantian dari satu sisi ke sisi lain tanpa menyentuh tanah.

Kemudian, Profesor Alfred T. Halstead, salah satu orang yang menghadiri pertemuan itu, mengusulkan agar nama permainan itu diganti menjadi volley ball. Usulan tersebut disetujui Morgan dan semua orang yang hadir dalam forum itu.

Sejak saat itulah, nama volley ball atau bola voli atau voli lapangan mulai dipakai dan terus dikembangkan hingga saat ini.

Olahraga Voli Internasional

Seperti basket yang mengalami beberapa pergantian aturan sejalan dengan perkembangannya, cabang olahraga bola voli juga mengalami hal serupa. Pada 1918, jumlah pemain diubah menjadi 6 orang tiap tim. Enam tahun berselang, aturan perkenaan bola diubah menjadi maksimal 3 sentuhan untuk masing-masing tim sebelum berganti sisi.

Dikutip dari arsip Volleyball World Wide (2007), maraknya permainan bola voli di Amerika Serikat menjalar ke negara tetangga, Kanada, sejak memasuki abad ke-20 atau pada 1900, dan selanjutnya disusul oleh banyak negara lain.

Filipina saat masih menjadi koloni Amerika Serikat mengenal olahraga ini pada awal dekade 1910-an. Dua tahun sebelumnya, bola voli sudah diperkenalkan di Cina dan Birma atau Myanmar.

Pada 1947, dibentuklah Federation Internationale de Volleyball (FIVB) sebagai induk organisasi voli seluruh dunia. Ada 14 negara anggota pertama yaitu Belgia, Brasil, Ceko, Mesir, Perancis, Belanda, Hungaria, Italia, Polandia, Portugal, Rumania, Uruguay, AS, dan Yugoslavia.

Selanjutnya pada 1952, United States Volleyball Association (USVBA) menyarankan agar “volley ball” diubah menjadi satu kata menjadi “volleyball”. Meskipun tidak terlalu signifikan, penggunaan satu kata lebih menjelaskan bahwa “volleyball” adalah istilah yang berdiri sendiri.

Voli pertama kali menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade pada edisi 1964 di Jepang. Saat itu, cabang bola voli sektor putra dimenangkan oleh Amerika Serikat, sementara untuk bagian putri memunculkan sang tuan rumah Jepang sebagai juara.

Cabang olahraga ini kemudian semakin populer. Pada 1965, Polandia menggelar Piala Dunia Voli Pria pertama, sedangkan Piala Dunia Voli Wanita pertama dihelat di Uruguay pada 1973. Hingga kemudian, bermunculan banyak sekali kejuaraan voli di seluruh dunia yang terus dimainkan sampai kini.

Baca juga artikel terkait BOLA VOLI atau tulisan lainnya dari Wisnu Amri Hidayat

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wisnu Amri Hidayat
Penulis: Wisnu Amri Hidayat
Editor: Iswara N Raditya