Menuju konten utama

Kemenkes, TNI & Polri Bentuk Satgas Tangani Korban Kerusuhan Wamena

Satgas berisi 30 personel diturunkan untuk membantu penanganan korban kerusuhan 23 September 2019 di Wamena, Papua.

Kemenkes, TNI & Polri Bentuk Satgas Tangani Korban Kerusuhan Wamena
menteri kesehatan nila farid moeloek menggelar jumpa pers seputar rencana kerja kemenkes pada tahun 2015 di jakarta, selasa (3/2). pada tahun 2015 fokus kebijakan kemenkes adalah penguatan pelayanan kesehatan primer yang mencakup pembenahan infrasturktur, pembenahan fasilitas dan penguatan tenaga kesehatan selain dokter. antara foto/vitalis yogi trisna/rei/pd/15.

tirto.id -

Kementerian Kesehatan bersama TNI dan Polri membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk membantu penanganan korban kerusuhan 23 September 2019 di Wamena, Papua, yang mengakibatkan seorang dokter bernama Soeko Marsetiyo meninggal dunia.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, Satgas tersebut berisi 30 personel yang terdiri dari dokter umum, perawat, dan petugas kesehatan lingkungan.

Satgas tersebut diterjunkan untuk membantu 31 dokter yang telah menetap di Wamena, di mana 12 di antaranya merupakan dokter umum di puskesmas, sementara 19 lainnya merupakan dokter umum dan spesialis yang berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

"Kami merasakan dengan kejadian ini, kami melakukan misi kesehatan kepada warga yang memerlukan pelayanan Kesehatan. Banyak yang harus diberikan pertolongan," kata Nila saat di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2019).

Meski demikian, Nila tak menjelaskan secara rinci berapa komposisi dokter, TNI, Polri, dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Satgas tersebut.

"Kami kirim untuk tugas kemanusiaan, tidak lihat musuh atau teman. Kita wajib menolong berdasarkan sumpah, baik perawat, bidan dokter gigi, itu sama tugasnya menolong," tuturnya.

"Kami pemerintah berikan dukungan dan tanggung jawab agar mereka mau mengabdi di daerah tersebut," imbuhnya.

Nila juga mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto terkait pengawalan tenaga medis tersebut.

Selain menerjunkan Satgas gabungan, Kemenkes juga mengirimkan logistik berupa obat-obatan langsung ke Wamena melalui bantuan TNI. "Kami mengirim obat-obatan melalui pesawat Hercules dikirim ke sana," terangnya.

Hingga saat ini, menurutnya, terdapat 14 orang korban kerusuhan yang masih dalam perawatan di Wamena. Di samping itu, ada 22 orang yang telah dirujuk ke Jayapura, serta 62 orang yang sebelumnya dirawat telah dipulangkan.

Adapun korban yang meninggal di rumah sakit tercatat sebanyak 5 orang, dan korban yang meninggal sebelum tiba di rumah sakit sebanyak 26 orang. "Lalu meninggal karena sakit dua orang. Jadi total semua 33," terang Nila.

Nila juga menyarankan kepada dokter dan tenaga medis untuk mengenakan pakaian dinas dokter untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap mereka saat bertugas di tengah kerusuhan.

"Kami mengharapkan mereka berada di tempat-tempat yang aman dan harus mengungsi jika tempatnya tidak aman. Ada beberapa yg tidak aman untuk segera pindah sementara ke tempat atau rumah yang aman itu tentu di rumah sakit," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes), TNI Bambang Dwi Hasto menjelaskan pihaknya mengirimkan satu unit Kapal Rumah Sakit Dokter Soeharso yang berisi 66 puluhan petugas medis untuk membantu masyarakat di Wamena.

Tenaga medis tersebut memiliki kemampuan seperti bedah umum, bedah ortopedi dan penanggulangan penyakit dalam.

"Tadi pagi sudah kita update bahwa situasi RS Wamena sudah berjalan lancar. Kemudian keamanan operasi-operasipun sudah berjalan lancar," kata Bambang dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Hendra Friana