Menuju konten utama

Edy Rahmayadi: Masa Saya Tinggalkan PSSI Saat Sedang Morat-marit?

Edy Rahmayadi menyatakan PSSI bisa saja menggelar KLB jika sebagian besar pemilik suara di organisasi itu menghendakinya. Namun, Edy juga mengisyaratkan belum berniat mundur.

Edy Rahmayadi: Masa Saya Tinggalkan PSSI Saat Sedang Morat-marit?
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memaparkan program pencapaian prestasi sepak bola Indonesia di Medan, Sumatera Utara, Rabu (5/12/2018). ANTARA FOTO/Septianda Perdana

tirto.id - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi mengakui organisasinya bisa saja menggelar kongres luar biasa (KLB) jika pemilik suara (voters) mengajukan permintaan tersebut.

"Kalau memang voters meminta itu, ya, silakan saja [digelar KLB)," ujar Edy usai mengikuti acara makan malam dengan seluruh elemen PSSI sebelum menjalani kongres tahunan di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (19/1/2019) seperti dilansir Antara.

KLB bisa dilaksanakan salah satunya untuk mengganti kepengurusan PSSI termasuk ketua umum. Namun, Edy menjelaskan penyelenggaraan KLB PSSI harus dilakukan sesuai aturan yang berlaku di organisasinya.

Aturan soal KLB PSSI tersebut tercantum dalam pasal 30 Statuta PSSI. Di pasal tersebut tertulis bahwa KLB hanya bisa digelar jika 50 persen atau 2/3 delegasi membuat permohonan tertulis untuk itu.

KLB akan diadakan oleh komite eksekutif PSSI pada tiga bulan setelah permintaan tersebut resmi diterima. Seandainya tidak juga digelar, anggota dapat melangsungkan kongres sendiri atau bisa pula meminta bantuan FIFA.

Meskipun demikian, secara tersirat Edy menyatakan tidak berniat mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum PSSI yang baru berakhir pada 2020 mendatang.

"Masa saya tinggalkan PSSI saat sedang morat-marit? Kan tidak manusiawi," kata Edy.

PSSI akan menggelar kongres tahunan atau kongres biasa pada Minggu (20/1/2019) di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali.

Dalam kegiatan tersebut, secara umum PSSI akan melakukan evaluasi kegiatan organisasi selama satu tahun ke belakang dan rencana kerja tahun berikutnya atau tahun 2019. Sampai Sabtu malam kemarin, PSSI belum menerima permintaan resmi KLB dari para anggotanya.

Persepakbolaan Indonesia saat ini sedang diguncang skandal pengaturan skor yang melibatkan sejumlah pengurus PSSI. Satgas Antimafia Sepakbola bentukan Polri sudah menetapkan 11 tersangka kasus pengaturan skor.

Satu tersangka ditetapkan dalam kasus dugaan pengaturan skor pada laga. PSMP Mojokerto melawan Aceh United, yakni Vigit Waluyo. Sementara 10 tersangka ditetapkan dalam kasus dugaan pengaturan skor laga Persibara vs PS Pasuruan.

Sepuluh tersangka itu adalah anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto (Mbah Putih), anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Ling En, mantan Komisi Wasit Priyanto (Mbah Pri), wasit futsal Anik Yuni Artikasari (Tika), wasit Nurul Safarid dan staf Direktur Wasit PSSI yakni ML.

Tersangka lainnya: CH yang berperan sebagai wasit cadangan pada pertandingan Persibara vs Persik Kediri, DS pengawas pertandingan Persibara vs PS Pasuruan, P asisten wasit 1 dan MR asisten wasit 2.

Baca juga artikel terkait PSSI

tirto.id - Olahraga
Sumber: Antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom