Menuju konten utama

Ecoton Sebut 5 Pemprov Tak Serius Kelola Sungai di Indonesia

Lima provinsi tersebut merupakan provinsi tertinggi terhadap kontaminasi partikel mikroplastik pada sungainya.

Ecoton Sebut 5 Pemprov Tak Serius Kelola Sungai di Indonesia
Kondisi sampah yang menutupi pertemuan antara Sungai Citepus dan Sungai Citarum di Kampung Bojong Citepus, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

tirto.id - Founder Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Prigi Arisandi menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), Pemprov Jawa Barat (Jabar), Pemprov Aceh, Pemprov Sulawesi Tengah (Sulteng), dan Pemprov Maluku Utara (Malut) tak serius dalam mengelola sungai.

Hal ini merespons data Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional, di mana menunjukkan lima provinsi tersebut merupakan provinsi tertinggi terhadap kontaminasi partikel mikroplastik pada sungainya.

“Pengelolaan sungai dalam persepsi masyarakat Indonesia, pemerintah tidak serius dalam pengelolaan sungai, akhirnya orang buang sampah ke sungai tidak ada sanksi,” tegas Prigi kepada Tirto, Jumat (30/12/2022).

Dia juga menyebut bahwa para produsen harus ditekan agar mau mengurangi plastik saset. Faktanya, sampah saset tidak bisa didaur ulang dan banyak ditemukan di sungai Indonesia.

“Pemkab/pemkot (pemerintah kabupaten atau pemerintah kota) tidak serius dalam pengendalian sampah di tingkat rumah tangga, tidak tersedianya tempat sampah dan pengolahan sampah yang benar. Tidak ada tekanan kepada rumah tangga untuk memilah sampah,” sambung Prigi.

Sementara itu, Peneliti Ecoton Rafika Aprilianti merinci lima provinsi yang paling tinggi terhadap kontaminasi partikel mikroplastik berdasar data Tim ESN 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional. Antara lain Provinsi Jatim ditemukan 6,36 partikel per liter, Provinsi Jabar 5,6 partikel per liter, Provinsi Aceh 5,22 partikel per liter, Provinsi Sulteng 5,21 partikel per liter, serta Provinsi Malut 5,1 partikel per liter.

Rafika mengatakan bahwa mikroplastik ditemukan hampir di semua sungai Indonesia. “Mikroplastik ditemukan di hampir semua sungai Indonesia, hanya di Sumber Air Way Sekampung dan Hulu Air Bengkulu di Desa Rindu Hati kami tidak menemukan mikroplastik,” ungkap Rafika melalui keterangan tertulis yang diperoleh Tirto, Rabu (28/12/2022).

Rafika menjelaskan, mikroplastik dalam air sungai akan mengancam kesehatan manusia, karena 84 persen bahan baku air minum penduduk Indonesia berasal dari air permukaan. Menurut dia, dibutuhkan upaya pengendalian sumber mikroplastik yang dibuang ke sungai berasal dari sampah plastik dan limbah Industri, terutama pabrik kertas dan tekstil.

Kemudian Rafika menuturkan, keadaan sungai di Indonesia sampai saat ini dinilai masih buruk karena banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air. Hal ini menjadi sumber dari adanya kontaminasi mikroplastik, yaitu partikel plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter (mm).

Lanjut Rafika, jenis mikroplastik pada sungai Indonesia tahun 2022 terbanyak didominasi oleh fiber, yaitu sebesar 49,20 persen. Sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry, limbah industri tekstil, serta sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena proses alam.

Rafika pun mengatakan bahwa jenis mikroplastik kedua terbanyak adalah filamen, yaitu sebesar 25,60 persen. Di mana berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai seperti kantong kresek, botol plastik, kemasan plastik single layer SL, dan jaring nelayan.

Selanjutnya, lebih lanjut Rafika, ketiga terbanyak adalah fragmen yang sebesar 18,60 persen. Jenis mikroplastik ini berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai seperti kemasan saset multilayer ML, tutup botol, botol sampo, dan sabun.

Baca juga artikel terkait PENCEMARAN SUNGAI atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri