Menuju konten utama

Duterte Tegur Facebook Usai Bongkar Jaringan Akun Palsu

Presiden Duterte sebut Facebook tak dapat menghentikannya dalam mempromosikan tujuan-tujuan pemerintahannya melalui platform media sosial raksasa tersebut.

Duterte Tegur Facebook Usai Bongkar Jaringan Akun Palsu
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengikuti pertemuan ASEAN Leaders Gathering yang diikuti para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN, sekjen ASEAN, direktur pelaksana IMF, presiden Grup Bank Dunia, sekjen PBB di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018). ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro

tirto.id - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan bahwa Facebook tak dapat menghentikannya dalam mempromosikan tujuan-tujuan pemerintahannya melalui platform media sosial raksasa tersebut. Pernyataan itu disampaikan Duterte dalam sebuah program televisi Filipina, Senin (28/9/2020), waktu setempat.

“Dengar ini, Facebook,” kata Duterte, “kami mengizinkan kalian beroperasi di negara kami untuk membantu kami. Kalau sekarang pemerintah tidak mendapat dukungan atas kebijakan-kebijakan yang baik untuk rakyat kami, lantas apa poinnya keberadaan kalian di sini?” Ujar Duterte, seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Duterte tersebut menyusul tindakan Facebook yang membongkar jaringan akun palsu yang terdeteksi berasal dari Cina dan Filipina pada 22 September lalu. Termasuk di antaranya akun-akun yang mengkritisi Partai Komunis Filipina (CPP) dan organisasi sayap bersenjatanya, Tentara Rakyat Baru (NPA).

Facebook mengafiliasi sejumlah akun di Filipina itu dengan militer dan polisi, kendati dua instansi itu membantah sebagai pemegang akun.

Pihak militer juga menyesali keputusan Facebook yang menghapus sebuah akun page Facebook milik sekelompok orangtua yang kerap mengunggah konten seputar peningkatan kesadaran bahaya mesin perekrutan komunis.

Angkatan Bersenjata Filipina melalui juru bicaranya telah menanyakan apakah Facebook dapat memulihkan halaman yang disebut "Hands off Our Children" tersebut, lantaran advokasi, menurut mereka adalah sesuatu yang "dibagikan dan dimajukan" oleh militer.

“Apa gunanya mengizinkan kalian lanjut beroperasi di sini jika kalian tidak dapat membantu kami? Kami tidak menganjurkan pemusnahan massal, kami tidak mendukung pembantaian. Ini soal pertarungan ide," tandas Duterte.

Konflik antara pemerintah dan NPA telah berkecamuk sejak 1968 dan menewaskan puluhan ribu orang.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: reuters
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Restu Diantina Putri